Di grup KOPIP ( Komunitas Penikmat Puisi)
Sudah biasa saling berbalas kata-kata
Berikut sebagian catatanku saat beradu kata-kata.
[8/11 22:32] Butiran Atom:
Tolong yang epik dong, Dinda
Kau tertawa ria
Dan aku tertimpa rawa
Apa kau sudah biasa tertawa atas derita?
Dinda, kapan-kapan jika kau hendak kembali
Belikan aku obat penawar rindu
Aku sudah tak mampu hidup dalam belenggu
Dan kelak jika kau hendak pergi untuk yang kedua kali, tolong matikan dulu hatiku agar aku tak merasakan apa-apa
[8/11 22:59] Butiran Atom:
Kepada awan
Aku butuh kawan
Kepada langit aku butuh wangsit
Kepada bumi aku butuh musim semi
Kepada lautan aku butuh garam
Agar tak hanya asin kenangan yang kurasakan
Kepadanya mantan aku butuh kamu karena air mata juga butuh jalan-jalan
Wkkw
[8/11 23:11] Butiran Atom:
Kau ungkit kembali semua kisah-kisah kita
Tapi kau malah sibuk mencipta kisah dengan kasih barumu itu?
Tak adakah cara yang lebih elegan untuk membuatku menangis lirih
Tak bisakah kau diam-diam saja saat kau tengah bahagia dengan si dia
Mengapa kau malah mengumbar berita tawamu
Dan kau abaikan laraku
[8/11 23:48] Butiran Atom:
Jika pilu sudah menimpa
Tak perlu lagi kau tahan air mata
Hati tak pernah berdusta
Jangan pernah kau suruh merangkai kata-kata
Ia hanya pandai merasa
Napas pasti 'kan lepas
Tak ada yang merampas
Sejatinya kita memanglah ampas yang pasti retas
Senja tak 'kan mampu membendung lara
Jangan kau berharap padanya
Senja akan redup bahkan tekatup
Jika senja saja tak abadi
Kelam malam pun pasti mati
Siapa yang abadi?
[9/11 18:32] Butiran Atom:
Maha Cinta
Derap-derap cinta-Mu terekam dalam hembusan napas ini
Malam ini kuhitung butir demi butir nikmat-Mu
Aku merindu dalam kesunyian yang menggebu
Aku berlayar menuju pulau indah-Mu
Namun aku terhalang oleh dosa-dosaku
Andai tanpa ampunan-Mu sudah pasti aku tenggelam
Aku tersenyum akan nikmat-Mu
Dan saat ini aku tengah tersenyum terhadap bibir rekahku sendiri
Karena di situlah, rahmat-Mu bersemayam
[10/11 22:01] Butiran Atom:
Aku tak sedang merayumu, Dinda
Tak ada maksud sedikitpun untuk merayumu
Salahkah aku jika kubisikan padamu
Segela desah tentang bayangmu yang selalu menghantui malamku?
Baiklah, jika dikau tak suka akan ketemani bayangmu di sini sampai ia benar-benar membawaku ke tempat yang ia mau
Dan kelak jika dikau tak lagi bisa melihatku
Jangan cari aku di sini
Tanya aja pada bayangmu
Ke mana ia telah membawaku.
Selalu keren puisinya Kak
BalasHapus