Sabtu, 21 November 2020

Melodi Cinta

 

cerahnya pagi

bahagianya hati

baca puisi


alunan melodi menghibur telinga

asmara mekar semerbak menjalar

melilit tubuhku dan tubuhmu


hati berbunga 

dibutakan asmara

kita berdua


kita meliak-liuk

merayakan dua hati yang menyatu

sesekali meringkik

kadang meringkuk

kau menunjuk aku mengangguk


jalan ke taman

angin berembus kencang

bergandeng tangan


kau dan aku mencipta dunia baru

dalam angan kita seingin


Depok, 2020




Duri Kehidupan


Oleh: M. Lutfi


Keringat matahari membasahi

sekujur tubuh

Duri kehidupan menggores

ototku, ngilu dirasa

Aku masih berdiri tegak

Melukis jejak


Apa aku harus hibernasi?

Sekadar untuk mengisi nutrisi

Sekadar untuk mengobati otot nyeri


Kuputuskan untuk beranjak

Menyeret kaki yang hampir mati

Semua perih pun nanti  akan mati

Aku berlari penuh percaya diri


Depok, 20 Juli2020

MELUKISMU


Oleh: M. Lutfi


sudah sekian lama jari-jemariku menari

tak kunjung usai melukis rautmu yang begitu puitis. helai demi helai rambutmu mulai tergambar. 


aku tak sabar ingin segera merampungkan seni ini. tapi rasanya tak akan pernah usai, karena persepsiku tentangmu terus berkembang. ada berjuta-juta hal yang harus kuuraikan.


melukismu adalah perjalanan panjang. mungkin aku tak akan pernah bisa menyelesaikannya. hari demi hari rambutmu semakin lebat membuatku harus terus menambah tinta baru sekadar untuk melukisnya, lagi dan lagi.


Depok, 10-09-02-112020

Kamis, 19 November 2020

Restu Semesta


Oleh: M. Lutfi



Roda waktu terus bergulir menyisir segala

atmosfer ciptaaan kita

Kita sudah lama terbius dalam rasa

Kini digerus olehnya

Ditindis habis. Hancurlah paripurna yang telah kita ramu


Aku tak sepenuhnya menyalahkan waktu

Karena ia hanyalah kuda-kuda renta

Kitalah penunggangnya

Hanya saja, mungkin kita kurang pandai mengendalikannya


Aku juga tak mau menyalahkanmu

Kita sama-sama kurang dalam hal mensiasati


Biarlah waktu membentang semaunya

Kamu juga tak mengapa jika hendak mengikuti alur ke ujung waktu

Aku tak masalah menetap di sini


Aku masih punya sajak untuk menakar jarak

Aku masih punya iamaji untuk melawan sepi

Aku masih punya air mata untuk membasuh luka. Yang tak kupunya hanya restu semesta dan restumu. 


Depok, 06 November 2020

AKU WAKTU DAN KAU

 

aku dan waktu hendak berkunjung dan kau malah berpindah waktu

kau terlalu sibuk mencari waktu, sedangkan aku masih di waktu yang lalu


 ingin sekali kubawakan 'waktu' itu padamu

agar kau tak lagi bingung akan waktu


bagaimana bisa kau terbuai dengan banyak waktu, sedangkan aku masih terbui dalam satu waktu, yaitu waktu kau ada di situ


aku masih bingung, waktukah yang membawamu lari hingga kau menjadi jauh, atau kau yang sengaja menjauh dari waktuku


andai aku bisa mengendarai waktu akan aku kunjungi senyummu kala itu, kapan saja aku mau


18-11-2020

Selasa, 17 November 2020

Pusara Rindu


Oleh: M. Lutfi


Sore mencekam, debu-debu dihempaskan

Hanyut entah ke mana. Riah-riuh selokan mempermainkan berjuta-juta debu.

Ingin kuhanyutkan juga segala desah rindu.

Akan tetapi, aku terbawa deraian.

Terombang-ambing, terjebak dalam belenggu imaji. Entah ke mana aku hendak dilanting. Ruang imaji tiada bertepi. Gelombang rindu tak bisa diukur. Akankah aku tersungkur lebur. Aku bertahan seraya tadabur. Hujan sudah pasti reda. Angin akan berhenti jua. Debu-debu akan sampai ke tempat beradu. Dan aku 'tak tahu di manakah pusara rindu. Yang kutahu segenap rasa bermula darimu. Aku berharap kepadamulah  bermuara jua.


Depok, 01112020


Restu Semesta


Oleh: M. Lutfi



Roda waktu terus bergulir menyisir segala

atmosfer ciptaaan kita

Kita sudah lama terbius dalam rasa

Kini digerus olehnya

Ditindis habis. Hancurlah paripurna yang telah kita ramu


Aku tak sepenuhnya menyalahkan waktu

Karena ia hanyalah kuda-kuda renta

Kitalah penunggangnya

Hanya saja, mungkin kita kurang pandai mengendalikannya


Aku juga tak mau menyalahkanmu

Kita sama-sama kurang dalam hal mensiasati


Biarlah waktu membentang semaunya

Kamu juga tak mengapa jika hendak mengikuti alur ke ujung waktu

Aku tak masalah menetap di sini


Aku masih punya sajak untuk menakar jarak

Aku masih punya iamaji untuk melawan sepi

Aku masih punya air mata untuk membasuh luka. Yang tak kupunya hanya restu semesta dan restumu. 


Depok, 06 November 2020



Minggu, 15 November 2020

TENTANGMU


Oleh: Butiran Atom



1/

matamu adalah seorang ibu

rapi menyembunyikan air mata

seutas resah kaubasuh hingga luluh

kauutus seribu senyum kultus 

meletus-letus membuatku terbius


2/

hatimu adalah seorang ayah

tegar menghadapi musibah

debur-debar lara kaucecar

kaulerai jiwamu yang berkobar

membuatku bebas berselancar

hingga kuterkpar dalam buaimu



3/

bibirmu adalah ladang tebu

mencipta gula manis-madu

meski kau diserang rindu

senyummu tetap berkaldu

berkilau seakan tak ada galau. 

apalagi pilu


4/ 

ingin kubersedekah hati

agar perihmu tak menjadi parah

dan saat asmara melanda 

aku bisa ikut merasa

seia sekata adalah hal yang paling kudamba


5/ 

andai aku bukanlah ingin dalam anganmu

tetap saja kau adalah anganku yang mengangin menghembuskan segala ingin.

dalam hela napasku kau adalah paras yang tak butuhkan rias


Depok, 15-11-2020




SANGKARMU


OLEH: M. Lutfi


bibirmu bergetar mencipta syair

membuat hatiku berdebar berdebur


Aku tersihir

Kau sungguh mahir

mencipta petir

Menyambar-nyambar, membuatku terjungkir, terbujur dalam sangkarmu


Aku adalah musafir lapar

yang terdampar dalam altarmu


Aku berikrar bahwa tak akan mundur

Sekalipun, aku harus lebur dalam lumpurmu

Getar-getir kan kuusir 

Hingga  pada titik akhir aku dan kau membalur liur bersama


Depok, 15-11-2020

Jumat, 13 November 2020

Kenapa


Oleh: M. Lutfi


Luka dengan segala liku yang berkilo-kilo

Bertalu-talu dalam kalbu

Kapan kan berlalu segala pilu?


Palu yang tak tahu malu memukul-mukulku membuat ngilu

Ke pulau mana kuharus berteduh?

Rindu yang terus berlaju menantangku tuk selalu berseteru


Malam yang malang melintang mengajakku baradu malang

Siapa yang paling malang?

Malam yang kelabu atau aku yang kelu?


Pagi berseri-seri menawarkan seribu misteri tentang serba serbi, surau-surau suram, dan tentang maut yang magis

Siapa yang kan dipungut?

Siapa yang kan memungut?

Siapa yang terpaut dan siapa yang memaut?


Siang kering kerontang

Banyak yang terluntang-lantung

Ada yang mati tergantung

Ada yang menggunting-gunting

Bahkan, ada yang meraung-raung meriang


Menjelang sore binatang-binatang jalang lalu lalang mencari liang-liang kosong, jurang-jurang untuk menjerumuskan banyak orang



Menjelang kematian penuh penyesalan

Tentang penantian yang tak dinanti-nanti

Seribu sepi karena tak ada yang menghampiri

Seribu lara karena tak ada yang mencinta

Kenapa harus ada yang lupa pencipta, padahal dari-Nya cinta bermula, dan hanya kepadanyalah semua bermuara?


Kenapa?


Depok, 13-112020

Kamis, 12 November 2020

Kau Mau Apa


Oleh: M. Lutfi


Apa yang kau kejar?

Ikan-ikan pandai berenang

Kau takkan menang


Apa yang kau cari?

Merpati yang begitu gigih?

Kau pasti menepi dan dia takkan berhenti


Kau berharap kualitas?

Inginmu kan retas

Ingat, anganmu tak terbatas


Kau mau cinta?

Pecinta atau yang dicinta?

Dua-duanya selalu bara

Apa kau siap lara?


Sudahlah tak usah banyak berharap

Atau berharaplah luka yang tak membuat lara. Atau jadilah sampah. Rebah di mana saja tanpa resah. Atau jadilah perindu yang tak harapkan temu


Kau mau jadi apa?

Mau semuanya atau tak mau apa-apa?

Mana yang lebih utama?

Yang utama atau yang membuat bahagia?

Pilih salah satunya!


Sudahlah kamu luar biasa dengan menjadi biasa.


Depok, 12-11-2020

Rabu, 11 November 2020

Hari Jomlo Sedunia

Hari ini adalah hari jomlo sedunia, semangat pada kalian yang masih menyandang gelar jomlo. Jomlo adalah pilihan bukan nasib, begitulah memek yang banyak tersebar hari ini. Dan kali ini aku bawakan Puisi Akrostik yang berjudul jomblo.

Jomblo 

Oleh: Butiran Atom


Jiwa-jiwa gersang kerontang

Omongan banyak orang tajam bak pedang

Mempermasalahkan pernikahan

Bahwa makhluk dicipta berpasangan.

Liat-liut kehidupan, kadang memilukan

O, jiwa berbahagialah dengan kesendirian


Depok, 11112020

Selasa, 10 November 2020

Catatan Grup KOPIP

 

Di grup KOPIP ( Komunitas Penikmat Puisi)

Sudah biasa saling berbalas kata-kata

Berikut sebagian catatanku saat beradu kata-kata.


[8/11 22:32] Butiran Atom:

 Tolong yang epik dong, Dinda


Kau tertawa ria

Dan aku tertimpa rawa


Apa kau sudah biasa tertawa atas derita?


Dinda, kapan-kapan jika kau hendak kembali

Belikan aku obat penawar rindu

Aku sudah tak mampu hidup dalam belenggu


Dan kelak jika kau hendak pergi untuk yang kedua kali, tolong matikan dulu hatiku agar aku tak merasakan apa-apa

[8/11 22:59] Butiran Atom: 

Kepada awan 

Aku butuh kawan


Kepada langit aku butuh wangsit


Kepada bumi aku butuh musim semi


Kepada lautan aku butuh garam

Agar tak hanya asin kenangan yang kurasakan


Kepadanya mantan aku butuh kamu karena air mata juga butuh jalan-jalan



Wkkw

[8/11 23:11] Butiran Atom: 

Kau ungkit kembali semua kisah-kisah kita

Tapi kau malah sibuk mencipta kisah dengan kasih barumu itu?


Tak adakah cara yang lebih elegan untuk membuatku menangis lirih


Tak bisakah kau diam-diam saja saat kau tengah  bahagia dengan si dia


Mengapa kau malah mengumbar berita tawamu

Dan kau abaikan laraku


[8/11 23:48] Butiran Atom: 

Jika pilu sudah menimpa

Tak perlu lagi kau tahan air mata


Hati tak pernah berdusta

Jangan pernah kau suruh merangkai kata-kata

Ia hanya pandai merasa


Napas pasti 'kan lepas

Tak ada yang merampas

Sejatinya kita memanglah ampas yang pasti retas


Senja tak 'kan mampu membendung lara

Jangan kau berharap padanya


Senja akan redup bahkan tekatup

Jika senja saja tak abadi

Kelam malam pun pasti mati


Siapa yang abadi?

[9/11 18:32] Butiran Atom: 

Maha Cinta


Derap-derap cinta-Mu terekam dalam hembusan napas ini

Malam ini kuhitung butir demi butir nikmat-Mu

Aku merindu dalam kesunyian yang menggebu


Aku berlayar menuju pulau indah-Mu

Namun aku terhalang oleh dosa-dosaku

Andai tanpa ampunan-Mu sudah pasti aku tenggelam


Aku tersenyum akan nikmat-Mu

Dan saat ini aku tengah tersenyum terhadap bibir rekahku sendiri

Karena di situlah, rahmat-Mu bersemayam

[10/11 22:01] Butiran Atom:


 Aku tak sedang merayumu, Dinda

Tak ada maksud sedikitpun untuk merayumu


Salahkah aku jika  kubisikan padamu

Segela desah tentang bayangmu yang selalu menghantui malamku?


Baiklah, jika dikau tak suka akan ketemani bayangmu di sini sampai ia benar-benar membawaku ke tempat yang ia mau


Dan kelak jika dikau tak lagi bisa melihatku

Jangan cari aku di sini

Tanya aja pada bayangmu

Ke mana ia telah membawaku.

Umur


Oleh: M. Lutfi

Untuk: Teman


Setapak demi setapak untuk menuju puncak

Jantung berdetak, kaki bergerak

Bertindak demi sebuah jejak


Demi cita yang mengawan

Doa-doa dilangitkan

Berharap pada Tuhan


Kuhitung umur dengan kedip mata

kuukur langkah dengan bibir rekah

Dan kini, aku merayakan ultah

Semoga tambah barokah 


Lautan masih terhampar

Masih banyak yang harus kukejar

Ombak masih menderu

Sejuta pilu 'kan berlalu

Jalanan kian membentang

Aku harus tetap berjuang


Depok, 09-11-2020

Minggu, 08 November 2020

Maut


Misteri yang menghantui

Kepastian tak terpungkiri

Siapa saja bisa terseret

Bahwa yang bernyawa 'kan terjerat


Bumi selalu berteriak

Ia tak mau hanya diinjak

Berhasrat untuk mendekap

yang berderap di punggungnya


Tak ada kaki kokoh 

Semua akan roboh

Kita yang tengah gigil pun akan di panggil

Mereka yang tengah angkuh juga akan jatuh


Mangga Bolong, 08112020


#odoppuisi

Sabtu, 07 November 2020

Tak Pernah Sepi


Burung-burung terbang tanpa beban

Hinggap ke mana saja yang dimau

Pohon-pohon selalu menyambutnya


Jalanan tak pernah sepi dari kendaraan

Ia sudah menjadi kesatuan yang tak terpisahkan


Andai kamu tak pergi, pasti hati ini masih tetap ramai dengan ceria

Sekarang sih, masih ramai. Hanya saja, dengan rasa yang berbeda


Dulu hatiku penuh kebahagiaan

Sekarang hatiku sesak dengan kerinduan

Hatiku tak pernah sepi,  kamu pergi membawa rasa, dan meninggalkan sisa: berupa duka


Depok, 3 Juni 2020

Jumat, 06 November 2020

Kelemahan dan Kekurangan belajar Daring


 Covid 19 bukan hanya memukul  roda perekonomian, semua sektor kehidupan mengalami dampak yang cukup mengerikan. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia telah menetapkan wabah Covid 19 atau virus Corona (SARS CoV-2) menjadi pandemi global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tersebut resmi mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global pada Rabu (11/3/2020) malam. Sebagaimana dilansir oleh KOMPAS.com Kamis 12 Maret 2020. 

 

Dunia pendidikan termasuk yang sangat dirugikan oleh Covid 19 ini. Demi memutuskan rantai penyebaran virus Mendikbud Nadiem Makarim telah menetapkan untuk penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sistem belajar daring yang mengharuskan siswa didik untuk tidak bertatap muka dengan gurunya, tentu sangat mengurangi efektivitas pembelajaran.


Kemajuan tekhnologi digital memang sangat mempermudah aktifitas manusia jaman sekarang. Hampir semua kebutuhan manusia bisa didapatkan dengan smartphone atau gadget. Makanan, baju, alat tulis menulis, obat, dst semua sudah bisa diakses menggunakan gadget. Bahkan ilmu juga bisa didapat dengan menggunakan gadget. Tak heran jika sekarang banyak sekali pelatihan online, webinar dst.

Saat Covid 19 ini gadget semakin menjadi alat yang tak bisa lepas dari genggaman kita. Namun demikian, semua aktivitas yang biasa dilakukan dengan menggunakan smartphone tidak lepas dari kekurangan, tak terkecuali dalam masalah pembelajaran online.


Berikut kekurangan-kekurangan dalam belajar daring


1. Kurang fokus

Tidak bisa dipungkiri, bahwa dengan diberlakukannya PJJ seorang guru sudah tidak bisa lagi mengontrol anak muridnya dengan penuh. Siswa-siswi yang belum cukup dewasa sehingga kurang memedulikan pentingnya belajar dengan serius sudah barang tentu akan kurang fokus ketika belajar via daring. 

2. Kendala  sinyal

Secanggih apapun smartphone yang kita miliki tetap saja terkadang masih bisa mengalami trouble sinyal. Trouble saat menjalankan aktivitas belajar tentu sering terjadi, ini sangat sering saya alami selaku mahasiswa.


3. Diskusi yang Garing 

Saya alami sendiri diskusi saat belajar daring sangatlah garing ( tidak hidup). Kelihatan sekali bahwa tak semua yang mengikuti pembelajaran menyimak materi. Jangankan saat mahasiswa yang persentasi. Bahkan saat dosen menjabarkan isi materi masih sering diabaikan.


4. Tidak  Ada Segan

Salah satu kelemahan belajar via online adalah murid sudah tidak bisa segan kepada gurunya, sebagaimana saat belajar tatap muka. Bahkan guru yang biasa disegani dan terkenal galak, ketika PJJ seperti kehilangan 50% karismanya.


5. Asal-asalan Dalam Membuat Tugas

Walau pembelajaran via daring yang namanya kuliah sudah pasti ada tugas. Entah itu makalah atau yang lain. Namun, dikarenakan dosen tidak dapat mengontrol dengan maksimal terhadap tugas-tugas yang diwajibkan kepada para mahasiswa, hal itu menyebabkan sebagian mahasiswa mengerjakan tugas dengan kurang serius.


6. Dampak psikologis

Point nomer enam ini mungkin kurang begitu dirasakan bagi pera mahasiswa. Akan tetapi, bagi siswa baik itu SD, SMP dan dan SMA masih sangat berdampak. Para murid yang biasa bermain di sekolah dengan teman-temannya pasti sangat berbahagia. Berbeda dengan sekarang, mereka sudah tidak bisa lagi bermain bersama teman-temannya di sekolah. Tentu, sebagian dari mereka ada yang merasa kehilangan teman bermainnya.

7. Memakan biaya banyak

Belajar via daring memang tak cocok bagi seluruh kalangan karena belajar daring berarti harus memiliki Kouta internet setiap hari. Sedangkan tak semua masyarakat mampu untuk hal itu. Bagaimana mungkin bisa, sedangkan pemerataan ekonomi belum bisa direalisasikan oleh pemerintah.


Di beberapa surat kabar diberitakan dalam Covid 19 ini ada siswi yang sampai menjual diri hanya demi untuk bisa membeli paket data internet. Sebagaimana dilansir oleh KOMPAS.com 30 Juli 2020. Bahkan ada yang sampai bunuh diri.


8. Susah Terlepas dari Candu geadget

Kalau dulu ketika pergi ke sekolah atau belajar sanngat tidak dianjurkan membawa HP, sekarang malah sebaliknya. Tanpa HP sekarang  malah murid tidak bisa mengikuti pembelajaran. Jadi, wajar jika sekarang orang tua para murid mulai abai terhadap dampak negatif HP. Mungkin dikiranya kalau anaknya megang hp berarti sedang belajar.

Akibat pembelajaran jarak jauh ini (PJJ) anak SD yang seharusnya tidak baik untuk selalu bermain hp sekarang menjadi terbiasa berjam-jam main hp.

Dulu kecanduan  HP merupakan hal yang dianggap tidak baik. Namun sekarang anggapan tersebut mulai pudar. Orang tua murid sekarang dituntut untuk membelikan hp anaknya agar bisa belajar, atau minimal orang tua sekarang harus rela membagi waktu bermain HP-nya dengan anaknya tiap hari.


Delapan hal di atas merupakan  kelemahan dan kekurangan belajar daring. Sebenarnya masih banyak kekurangannya tapi saya akan mencukupinya sampaydi situ saja.


Referensi


https://www.kompas.com/global/read/2020/06/06/184235770/tak-punya-kuota-internet-untuk-ikut-kelas-online-remaja-ini-bunuh-diri

https://amp.kompas.com/regional/read/2020/07/30/06325151/siswi-smp-jual-diri-rp-500000-demi-kuota-internet-begini-penjelasan-kppad

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/kemendikbud-terbitkan-pedoman-penyelenggaraan-belajar-dari-rumah


http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/15314

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/12/083129823/who-resmi-sebut-virus-corona-covid-19-sebagai-pandemi-global


Kamis, 05 November 2020

Contoh puisi Akrostik 4

 Wahyu


Wabah 'tak kunjung reda

Asa 'tak kian nyata

Hampa dirasa. Ingin meronta

Yakin akan doa-doa harus dijaga. Demi

Ujung bahagia


30-10-2020


Wahyu


Wajahmu yang rona

Aku terpesona

Hanyut dalam suasana

Yakin kubahagia. Jika

Ujung bersama


30102020


Rabu, 04 November 2020

KUHARAP KELAK


Oleh: M. Lutfi

kelak jika aku sudah tertutup kabut

dan kau tak bisa melihatku lagi

bawakan aku seungguk aksara

taburi aku secawan metafora

kuharap aksara tumbuh sejuta kata

kuharap metafora berbuah seuntai kata yang kaya akan makna. dan yang paling aku harapkan puisi lahir darinya. aku hidup bersamanya dan aku ingin selalu ada di dekatnya.


Depok, 04 November 2020

#odoppuisi

KEADILAN

Oleh: M. Lutfi


teriakan masa

di jalan-jalan

masyarakat

meronta


03 September 2020


~M. Lutfi

#puisisonian

Selasa, 03 November 2020

Contoh Puisi Akrostik 3

Mbb Putri Ale 

Oleh: M. Lutfi

Malamku biru

Bait-bait doa kulangitkan

Buah bibir hampir melepuh

Pualam harapan yang kudamba

Unggukan rindu

Tumbuh menjalar

Riak-meriak dalam kalbu

Ingin aku meredamnya.

Ah, indahnya kisahku bersamamu

Lamunanku terus menjeratmu

Egoiskah aku?


03-11-2020



Grenatta

Oleh: M. Lutfi


Gelisah jiwa

Rasanya entah

Elegi-elegi bertaburan

Nyaman tinggal angan

Aku tak mengerti

Tawa yang dulu, ke mana?

Tawamu  tiada. Mungkin itu sebabnya

Ah, sudahla aku lelah


30102020

#Akrostik

Senin, 02 November 2020

Pusara Rindu


Oleh: M. Lutfi


Sore mencekam, debu-debu dihempaskan

Hanyut entah ke mana. Riah-riuh selokan mempermainkan berjuta-juta debu

Ingin kuhanyutkan juga segala desah rindu


Akan tetapi, aku terbawa deraian

Terombang-ambing terjebak dalam belenggu imaji. Entah ke mana aku hendak dilanting

Ruang imaji tiada bertepi. Gelombang rindu tak bisa diukur. Akankah aku tersungkur lebur

Aku bertahan seraya tadabbur. Hujan sudah pasti reda. Angin akan berhenti jua. Debu-debu akan sampai ke tempat beradu. Dan aku 'tak tahu di manakah pusara rindu. Yang kutahu segenap rasa bermula darimu. Aku berharap kepadamulah  bermuara jua.


Depok, 01112020

#odop

#puisi


Minggu, 01 November 2020

Contoh puisi Akrostik 2


Contoh 1

Shawil Marhama

Oleh: M. Lutfi


Sejuk dirasa

Hingar bingar kala bersama

Aku tertawa ria

Wajahmu membekukakan jiwa

Intimnya suasana kala bersama

Lamunan hanyut dalam cengkrama

Masa-masa indah tak mungkin dilupa

Andai waktu bisa digenggam

Ramalan masa depan takkan mengerikan

Hidup bersamamu adalah impian

Aku sangat berharap

Malamku kau yang memangku

Asaku adalah seatap denganmu


01112020



Contoh 2

Yoga Aji Pratama

Oleh: M. Lutfi

Yakin, aku nyaman di dekapmu

Ombak-ombak merintangi

Garam kehidupan sudah kucicipi

Aku rasa garammu paling asin

Aku tak tahu di mana kau dapati.

Jiwa rapuh ini

Ingin sekali dimanja olehmu

Padahal, aku sudah dewasa. Namun

Rapuh jiwa ini terhadapmu

Aku sudah berusaha. Namun

Tak kuasa kubertahan

Akankah kau menjauh

Meninggalkan jiwa ini. Rasanya takmungkin

Aku kuasa menanggung perpisahan

2020


Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...