Tampilkan postingan dengan label Odopadukata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Odopadukata. Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 November 2020

Catatan Grup KOPIP

 

Di grup KOPIP ( Komunitas Penikmat Puisi)

Sudah biasa saling berbalas kata-kata

Berikut sebagian catatanku saat beradu kata-kata.


[8/11 22:32] Butiran Atom:

 Tolong yang epik dong, Dinda


Kau tertawa ria

Dan aku tertimpa rawa


Apa kau sudah biasa tertawa atas derita?


Dinda, kapan-kapan jika kau hendak kembali

Belikan aku obat penawar rindu

Aku sudah tak mampu hidup dalam belenggu


Dan kelak jika kau hendak pergi untuk yang kedua kali, tolong matikan dulu hatiku agar aku tak merasakan apa-apa

[8/11 22:59] Butiran Atom: 

Kepada awan 

Aku butuh kawan


Kepada langit aku butuh wangsit


Kepada bumi aku butuh musim semi


Kepada lautan aku butuh garam

Agar tak hanya asin kenangan yang kurasakan


Kepadanya mantan aku butuh kamu karena air mata juga butuh jalan-jalan



Wkkw

[8/11 23:11] Butiran Atom: 

Kau ungkit kembali semua kisah-kisah kita

Tapi kau malah sibuk mencipta kisah dengan kasih barumu itu?


Tak adakah cara yang lebih elegan untuk membuatku menangis lirih


Tak bisakah kau diam-diam saja saat kau tengah  bahagia dengan si dia


Mengapa kau malah mengumbar berita tawamu

Dan kau abaikan laraku


[8/11 23:48] Butiran Atom: 

Jika pilu sudah menimpa

Tak perlu lagi kau tahan air mata


Hati tak pernah berdusta

Jangan pernah kau suruh merangkai kata-kata

Ia hanya pandai merasa


Napas pasti 'kan lepas

Tak ada yang merampas

Sejatinya kita memanglah ampas yang pasti retas


Senja tak 'kan mampu membendung lara

Jangan kau berharap padanya


Senja akan redup bahkan tekatup

Jika senja saja tak abadi

Kelam malam pun pasti mati


Siapa yang abadi?

[9/11 18:32] Butiran Atom: 

Maha Cinta


Derap-derap cinta-Mu terekam dalam hembusan napas ini

Malam ini kuhitung butir demi butir nikmat-Mu

Aku merindu dalam kesunyian yang menggebu


Aku berlayar menuju pulau indah-Mu

Namun aku terhalang oleh dosa-dosaku

Andai tanpa ampunan-Mu sudah pasti aku tenggelam


Aku tersenyum akan nikmat-Mu

Dan saat ini aku tengah tersenyum terhadap bibir rekahku sendiri

Karena di situlah, rahmat-Mu bersemayam

[10/11 22:01] Butiran Atom:


 Aku tak sedang merayumu, Dinda

Tak ada maksud sedikitpun untuk merayumu


Salahkah aku jika  kubisikan padamu

Segela desah tentang bayangmu yang selalu menghantui malamku?


Baiklah, jika dikau tak suka akan ketemani bayangmu di sini sampai ia benar-benar membawaku ke tempat yang ia mau


Dan kelak jika dikau tak lagi bisa melihatku

Jangan cari aku di sini

Tanya aja pada bayangmu

Ke mana ia telah membawaku.

Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...