Tampilkan postingan dengan label Odop. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Odop. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Oktober 2020

Hargai Perempuan

 


Lemah bukan berarti tak punya kekuatan

Dihargai dan di muliakan

adalah hak semua insan, laki-laki maupun perempuan


Dihina bukan berarti tak mulia

Dipandang sebelah mata 

bukan berarti tak bisa 

Wanita bukan tak punya jasa


Kekerasan bukanlah jawaban ketidak puasan. Sebaiknya tidak kau lakukan


Tak terlihat di depan bukan berarti tak punya peran. Keberadaannya memang tak harus di pertontonkan. Namun haknya Jangan kau kucilkan. Hargailah seorang perempuan


.

.

Nemu tulisan lama waktu hari Anti kekerasan terhadap perempuan, hehhe langsung post aja.

#odop



Senin, 19 Oktober 2020

Contoh Bikin POV1 POV2 Dan POV 3 Dalam Sebuah Cerita

  


POV 1


Matahari sudah mulai menyingsingkan lengan bajunya, cahayanya mulai redup, pertanda ia akan segera pergi meninggalkan senja. Sedangkan aku masih saja termangu menyaksikan senja, yang sedang berkejaran dengan detak jam. Cahaya mulai berganti remang, gelap hampir tiba. Akhirnya aku putuskan untuk balik ke rumah, menyudahi tongkrongan di pinggir pantai ini.


Aku mengendarai motor Vario yang keluaran tahun 2014. Di sepanjang perjalanan mataku tak bosan-bosan memandangi sekitar lorong, menyaksikan kendaraan yang lalu-lalang. Aku memperlambat laju motorku, untuk hati-hati, dan agar  tidak ada yang terlewat dari pandanganku.


POV 2


Kamu dulu adalah orang yang paling ngerti aku. Saat aku lagi sedih kamu selalu ada untuk menghiburku. Saat aku lagi gak semangat, kamu yang selalu motivasiku, hingga semangatku kembali pulih lagi. 


Bahkan walau aku tidak memberitahumu tentang kedaanku, kamu selalu tahu keadaanku, sampai-sampai pertanyaan-pertanyaan yang menurutku aneh, sering aku dengar. "Kamu kok gak semangat sih!", "kamu lagi marah ya?", "kamu lagi banyak pikiran ya?" kata-kata itu sudah tak asing lagi di telingaku.



POV 3


Saat itu hujan deras sekali. Laut pasang, air hujan menambah gejolak ombak yang menderu, menghantam batu karang beratus-ratus kali. Tapi batu karang tetap tak bergeming, seolah kebal dari benturan ombak itu. Sepertinya ia sudah terbiasa dengan rasa sakit itu. Gelegar guntur menambah pekik suasana malam saat itu.


Sedangkan Anisa masih di atas jembatan dekat rumahnya. Ia biarkan baju dan badannya basah oleh air hujan. Ia tak peduli seberapa keras hujan menusuk-nusuk kulitnya. Ia tak heran seberapa kuat guntur menghantam telinganya. Rasa dingin sudah dikalahkan oleh rasa hampa yang ada di hatinya.

Sabtu, 17 Oktober 2020

KAJIAN PRA NIKAH PART 2



Beberapa hari yang lalu aku mengikuti kajian pra nikah yang kedua kalinya, yang diisi oleh Gus Yusran Shidqi beserta istri beliau Neng Syifa. Aku sadar bahwa menikah bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Karena itu persiapan untuk ke situ harus juga matang. Bukan sekadar menyiapkan berbagai material saja, namun juga perlu menyiapkan hal-hal yang bersifat kognitif.


Menikah bukan pekerjaan yang bisa dicoba-coba. Gak ada istilahnya menikah coba-cobaan. Keputusan untuk menjalin hubungan dalam rumah tangga sudah seharusnya untuk dipikirkan matang-matang. Karena ini menyangkut nasib hidup kita dalam jangka panjang. Maka diperlukan yang namanya kematangan berpikir untuk menuju ke sana. Dan yang paling penting adalah komitmen atau tanggung jawab.


Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam acara kajian tersebut. Makanya aku catat poin-poin pentingnya. Karena tidak bisa tidak bahwa aku akan menjalani yang namanya hidup berumah tangga tersebut jika sudah waktunya, hehhe.


Berikut quotes yang kucatat.


Siapkan diri lebih baik daripada memikirkan siapa yang pantas.

~ Gus Yusran


Memantaskan diri berarti mempersiapkan diri. Kalau bicara kesiapan sebenarnya tidak ada yang benar-benar siap, karena ini kan masalah di depan. Yang tidak ada yang tahu nantinya. 

~ Neng Syifa'


Agar bisa lebih mantap.

Kalau laki-laki banyak-banyak istighfar, kalau wanita banyak-banyak bismillah.


Perempuan itu selalu menjadi rebutan. Tidak ada perempuan yang hanya disukai oleh satu laki-laki. ~ Gus Yus


Jangan mencari yang sempurna ketika sudah ada satu yang berkometmen.

~ Neng Syifa


Pasrahkan istikharah kepada orang yang tidak punya kepentingan untuk menikah.

~ Gus Yus



Jumat, 16 Oktober 2020

Ulasan Singkat Cerpen Malam Pengantin

 Minggu ini tugas dari ODOP adalah mengulas cerpen yang sudah disediakan di blog, http://ngodop.com. Rasanya malas banget untuk ngerjain tugas kali ini. Hampir-hampir aku gak mau ngerjain tugas, tapi aku mikir lagi, masa' sudah sejauh ini mau menyerah. Akhirnya di hari terakhir ini aku buka blog ODOP yang menyediakan banyak cerpen untuk diulas. Dan bismillah aku memilih untuk mengulas cerpen yang ditulis oleh Lilis Fauz, yang dimuat di link berikut https://www.ngodop.com/2020/08/malam-pengantin.html?m= .



Sinopsis

Sulastri baru saja melangsungkan Pernikahan dengan laki-laki yang sangat ia cintai, yaitu Yusuf seorang pemuda yang sangat pemberani dan punya semangat perjuangan. Yusu juga sangat mencintai Istrinya. Namun, kebahagiaan mereka berdua tidak sampai berumur 24 jam, dikarenakan kota yang mereka tempati, Surabaya sedang berkecamuk perang. Yusuf yang memiliki semangat kebangsaan yang sangat tinggi memutuskan untuk ikut serta dalam membela tanah airnya dengan bergabung dalam barisan tentara Hisbullah, sebelum ia sempat menikmati malam pertama bersama istrinya. Bagaimanakah ujung kisah keduanya silahkan dibaca link di atas.



Judul

Malam Pengantin oleh Lilis Fauz


Pembahasan

Cerita pendek yang berjudul “Malam Pergantian” ini menceritakan sosok pasangan suami-istri, yaitu Yusuf dan Sulastri yang baru saja melangsungkan pernikahan di tengah kecamuk perang. Mereka berdua tinggal di Surabaya. Yang mana waktu itu sedang digempur oleh tentara sekutu. Dengan Sangat berat hati akhirnya Sulastri memberikan izin suaminya untuk ikut berjuang melawan tentara sekutu demi membela bangsanya, dengan menjadi tentara Hisbullah. Sulastri pun turut Ikut serta ke Medan pertempuran dengan menjadi tenaga medis.


Analisis Unsur Intrinsik

1. Tema : Kebangsaan

2. PTokoh : Sulastri dan Yusuf

3. Sudut Pandang : Sudut pandang orang ketiga.

4. Alur : Alur maju

5. Latar

1. Latar Tempat : Perkotaan dan Medan perang

2. Latar Waktu : Malam sampai siang.

3. Latar Suasana : Mengharukan, sedih, penuh perjuangan.

6. Amanat : Setia untuk negara, menjadi seorang istri yang sabar dan ikhlas.


Analisis Unsur Ekstrinsik

Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat yang ditunjukkan dalam cerita pendek “Malam Pengantin” ini berupa masyarakat perkotaan, yang mana saat itu menjadi Medan peperangan. Suasana peperangan tentunya banyak menciptakan kerugian dari berbagai pihak. Begitu banyak hal-hal menyedihkan yang dialami oleh berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali oleh pasangan suami istri yang baru melangsungkan pernikahan, bahkan tidak bisa menikmati malam pertama dengan pasangannya.

Nilai-nilai Penting

Salah satu nilai yang terkandung dalam cerita pendek “Malam Pengantin” ini adalah semangat dan loyalitas seorang anak muda dalam membela negaranya, yang lagi diancam oleh penjajah. Bagian nilai yang juga sangat penting dalam cerpen ini adalah kesabaran seorang istri.

 

~16 Oktober 2020

#odop

Kamis, 15 Oktober 2020

Yang Sulit Bukan Mencintai

 Yang sulit itu bukan mencinta, juga bukan merindu. Yang sulit itu konsisten untuk tidak melupa. Semua orang bisa mencinta, apa lagi kalau cuma mengatakan "cinta", anak kecil pun bisa. Akan tetapi untuk tidak melupa tak semuanya bisa. Betapa banyak yang menjadi korban kata-kata.


Maka sebelum mengatakan "cinta", cek dulu seberapa besar tekadnya untuk mencinta. Dan yang lebih penting dari itu, sebelum mencinta cek dulu seberapa besar niatnya untuk tidak melupa. Dan yang tak kalah penting,  untuk menerima cinta jangan terlalu menggampangkan-nya.


Dari pada berujung luka, karena melupa. Lebih baik diurung dulu deh niatnya untuk menerimanya. Dari pada buru-buru mengatakan cinta, tapi dusta. Lebih baik tata-tata dulu deh niat dan tekadnya. 


Ingat! Perasaan bukan bahan percobaan, maka jangan pernah mempermainkan-nya.

Menyakiti bukan hanya dosa, tapi juga mengandung karma. Dan berdusta atas nama cinta, bukan hanya menyakiti korban-nya. Tapi juga menyakiti orang tuanya. Dan dari pada buru-buru menerima cinta, lebih baik diuji dulu deh kebenaranya.


Gak usah berdalih, ingin membahagiakan orang lain. Dengan mengumbar kata-kata cinta, tapi tega menitipkan luka. Karena, memupuk perasaan cinta itu lebih mudah dari menghapus luka.


Satu hari saja mungkin kamu bisa menanam benih cinta, tapi untuk mematikan luka, seumur hidup pun, kamu belum tentu bisa. Karena begitulah manusia, soal cinta ia mudah percaya. Tapi soal luka tak semudah itu, untuk melupakannya.


#Depok- 19 Mei 2020

Rabu, 14 Oktober 2020

Tentang Kenangan



Melepas kenangan memang bukan hal yang mudah, baik itu kenangan indah atau kenangan kelam. Mungkin inilah kelemahan sekaligus kelebihan manusia. 


Dengan adanya kenangan di memori ingatan, kita akan menjadi pribadi yang tidak mudah melupakan kebaikan orang lain, terutama orang-orang yang sudah berbaik hati membangun masa-masa indah bersama kita. 


Pun begitu, kenangan yang masih terselip di otak kita, juga bisa membuat kita menjadi pembenci, bahkan pendendam kepada orang-orang yang sudah mengukir kenangan-kenangan kelam, yang menyedihkan dan memilukan. Sehingga kita enggan membukakan pintu maaf kepada orang-orang yang pernah menyakiti kita.


Jika kenangan itu indah,  kita akan berharap. "Seandainya waktu bisa diulang, aku ingin berhenti di masa-masa bahagia itu." Padahal hal itu mustahil. Begitulah, kenangan mencipta kekonyolan. Jika kenangan itu buruk, kita akan berharap. "Seandainya waktu bisa dipercepat, aku ingin meninggalkan masa sekarang, dan mengulangi masa-masa indah itu." Lagi-lagi kenangan membuat seseorang bertingkah konyol.


Tak perlu kita memaksakan diri untuk menghapus kenangan. Bagaimanapun, kenangan-kenangan baru akan terus lahir. Entah itu kenangan baik atau buruk. Dan kita tidak akan bisa lari darinya. 


Tak perlu kita bersemangat untuk mengulangi kenangan-kenangan yang sudah berlalu. Karena, kita bisa kapan saja menciptakan kenang-kenangan baru. Tugas kita hanya berusaha menciptakan kenang-kenangan indah itu.


#Depok, 19 Mei 2020

Selasa, 13 Oktober 2020

Yang Ditakutkan Dari Sebuah Hubungan



Yang ditakutkan dari sebuah hubungan, bukan lagi perubahan jarak, yang bisa membuat saling menjauh. Juga bukan perubahan waktu, yang bisa membuat hubungan menjadi layu. Yang ditakutkan adalah perubahan rasa, yang membuat asa, rindu, bahkan cinta, menjadi hanya sebatas kata; yang penuh dusta. Hingga akhirnya tidak ada yang namanya kenangan. Karena semuanya sudah dilupa.


Depok 18- Mei 2020



Sebenarnya ini tulisan lama, yang kutulis sekitar 5 bulan yang lalu. Tulisan ini biasa disebut dengan prosa mini. Aku lumayan suka menulis tentang prosa mini. Karena kemiripannya dengan quote dari segi ringkasnya tulisan. 


Aku suka menulis yang singkat-singkat saja. Namu, aku tetap berupaya dalam menulis sebuah tulisan baik itu puisi, prosa mini, quote dst untuk tetap menjaga kualitas dan kepadatan sebuah makna. Jadi, meskipun tulisan di atas sangat ringkas itu juga menghabiskan waktu yang lumayan lama untuk bisa menyelesaikannya.


Yang melatarbelakangi tulisan di atas adalah ingatanku kepada teman-temanku. Yang sekarang sudah jarang ketemu, bahkan sebagian tidak tahu lagi kabarnya. Terutama teman-temanku waktu di pare yang paling membekas dalam imajiku waktu penulisan prosa mini di atas.


Setiap tempat adalah kenangan baru. Karena di situ ada teman baru yang kujumpai. Pun demikian, setiap tempat baru terkadang malah menjadi kuburan bagi peristiwa sebelumnya, yang akan menggerus sebuah kenangan. Namun, tanpa diminta seringkali ingatan memunculkan kembali semua rekaman tentang kenangan-kenangan tersebut.


Depok, 13 Oktober 2020

#odop

#prosamini

Kamis, 08 Oktober 2020

Masih Banyak Pilihan



Manusia tak akan  bisa selalu berada dalam kondisi  semangat, kadang rasa jenuh, dan bosan itu hadir dalam kehidupan.


Ketika bosan datang menghampiri kita, 

maka yakinlah bahwa selama kita tak bosan hidup, masih ada yang bisa kita lakukan.

 

Ada banyak hal dalam hidup ini, tak mungkin kita benci semuanya, maka temukan hal yang kita sukai, ada banyak orang di sekitar kita, pasti ada di antara mereka yg bisa membuat kita nyaman, maka temukanlah ia.


Hidup menawarkan banyak kegiatan,

pasti ada salah satu yang bisa kita lakukan.

Hidup menawarkan banyak pilihan,

pasti ada salah satu yg bisa kita ambil.


Jika tak semuanya kita sukai, maka jangan semuanya kita benci. Jika tak banyak yang bisa kita lakukan, Maka jangan tinggalkan semuanya.


Dari sekian banyak yang ingin kita tinggalkan pasti ada yang bisa kita pertahankan dan perjuangkan. Dari sekian banyak orang yang ingin pergi pasti masih ada yang nyaman bersama kita.


Sebenarnya tidak semuanya membosankan, hanya saja kita tak mau mencari apa yang membuat kita nyaman.


Jika ada satu hal yang tak enak kita pandang maka  jangan sampai kita menutup mata untuk melihat hal-hal yang lain.

Jika ada satu orang yang mengabaikan kita

Bukan berarti tak ada lagi orang yang mau memperthatikan kita.


Jika ada satu orang yang ingin kita abaikan

bukan berarti kita harus kehilangan fokus untuk orang-orang yang kita sayang,  

Jangan gara-gara satu orang yang ingin kita lupakan, lalu kita melupakan orang yang tak harus kita lupakan.


Jika kita tak yakin untuk bisa selamanya tersenyum,  itu berarti kita tak mungkin bisa selamanya menangis. Maka tetap carilah apa yang bisa membuat kita tersenyum.


#pilihanhidup

#tersenyumlah!



Rabu, 07 Oktober 2020

Catatan Lama


 Hari ini puas rasanya hati ini, habis dari silaturahmi ke rumah teman di Pasuruan, aku ngajak temanku jalan-jalan ke Bromo. Karena memang rumah temanku enggak terlalu jauh dari Bromo; sekitar satu jam setengah perjalanan naik motor. Pagi-pagi sekali aku bangun setelah selesai malaksanakan salat subuh aku beres-beres sebentar, sekaligus mengecek barang-barang takut ada yang ketinggalan.


Setelah mandi dan sarapan aku pun berangkat bersama temanku, naik motor NMAX. Waktu itu aku berangkat sekitar jam 08:30 dan sekitar jam 10:00  baru sampai di Bromo.


Dari mulai memasuki kawasan Bromo mataku sulit untuk di kedipkan, pandanganku menerawang menyusuri jalan-jalan kawasan Bromo, yang sangat indah dan memukau. " Ya Allah begitu indah ciptaanmu" ucapku, dalam hati.


Bromo waktu itu agak di liputi awan hingga terik sinar matahari tidak begitu terasa, pasir yang biasanya katanya menghiasinya, saat itu sedikit berubah menjadi tanah, hal itu membuat Bromo sedikit berkurang kecantikannya, namun ketika aku pandangi sekeliling bromo, kayaknya musim hujan juga tidak lebih buruk dari musim hujan, karena gunung-gunung yang mengelilingi Bromo menjadi hijau, membuat enak untuk dipandangi.


Akupun tidak menyia-nyiakan kesempatan indah itu, aku keluarkan HP, untuk di gunakan memoto pemandangan di sana.  Tentunya aku dan temanku gantian saling motoin, sesekali aku minta bantuan orang-orang di sana untuk motoin aku dan temanku, agar ada momen foto bersamanya.


"Dam", aku memanggil temanku. Nama lengkapnya adam's, "kayaknya di situ bagus deh backgroundnya. Yuk foto di sana," ucapku kepada teman ku. aku dan temanku pun pindah tempat untuk ngambil foto. Setelah selesai keliling untuk ngambil foto, aku dan temanku duduk-duduk dulu di warung kopi untuk  ngopi, sebelum akhirnya aku balik ke Pasuruan.


Setelah selesai menikmati pemandagan Bromo, aku dan temanku langsung balik menuju Pasuruan, rencananya aku enggak mau mampir lagi ke rumah temanku, karena aku sebenarnya dari rumah tujuannya mau ke Depok tapi hanya mampir di rumah temanku, "dam, aku langsung ke terminal aja ya, nanti enggak usah balik lagi ke rumahmu, karena aku mau langsung ke Jakarta" kataku kepadanya, "ok deh enggak apa-apa" jawabannya.


"Enggak mau makan dulu nih?, Nanti kelaparan di bus" kata temanku.

"Yaudah yuk cari makan dulu" jawabku.

Akhirnya aku dan temanku cari warung terdekat untuk makan dulu.


Setelah selesai makan, Adam Nemani aku cari bus yang bisa langsung ke Jakarta, ternyata tidak ada, setelah nanya-nanya, aku di saranin agar ke terminal Surabaya aja lalu cari bus yang jurusan langsung Jakarta di sana. Akhirnya aku putuskan untuk ke Surabaya saja, Setelah pamitan pada Adam, akupun naik bus jurusan Surabaya.


Aku tidur di bus, tahu-tahu sudah sampai terminal Sidoarjo. bus nya berhenti untuk menurunkan penumpang. Aku nyoba bertanya ke penumpang yang lain, " di sini ada bus yang bisa langsung Jakarta gak? " Tanyaku.

" Ada, ayok ikut aku, gak usah nanya orang lain lagi " kata oarang tua yang sudah separuh umur.


Akhirnya aku ikut aja dengan membaca bismillah, takutnya penipuan. Sebelum sampai di loket banyak para calo yang bertanya dan nawarin bus, "mau kemana pak " Kata calo itu. "Jakarta" jawab si bapak tua yang ngajak aku itu. "Owh ya udah ayo langsung ke bus"  , "kantornya mana" kata bapak yang ngajak aku, "lebih murah langsung ke bus, kalau ke kantor lebih mahal"  katanya. "Enggak mau, aku mau langsung ke kantornya" kata bapak itu. Calo itupun menyerah, akupun di bawa ke loket pembelian tiket.


Bapak yang ngajak aku itu, membanjiri penjaga loket dengan pertanyaan-pertanyaan, hingga penjaga loketnya jengkel, "aku tertawa dalam hati", setelah puas si bapak tua itu menyerang penjaga loket dengan pertanyaan-pertanyaan, akhirnya aku putuskan untuk membeli tiket bus dari PT SARI INDAH dengan harga 300 ribu.


Setelah selesai beli tiket akupun di anterin sama pihak bus, Menuju busnya. Si bapak tua yang ngajak aku itu berpesan padaku sebelum aku naik ke bus. "Di sini hati-hati nak  banyak penipuan, kalau kita takut dan tidak PD habis kita" katanya. "Terimakasih pak" jawabku. "Di jalan enggak usah banyak tanya ya" pesannya lagi. "Ok  pak terimakasih" jawabku. Aku tertawa dalam hati, ada-ada aja bapak ini.


#28 Maret 2020



Senin, 05 Oktober 2020

Yang Asli Ada Badaknya



 https://1cak.com/2765520

Sering gak sih kalian lihat komentar-komentar di FB, "itu palsu yang asli ada badaknya". Aku sering banget, kadang aku sampai mikir apa hubungannya ya Badak dengan keaslian sebuah berita? Soalnya komentar-komentar seperti itu sering aku temuin di kabar-kabar berita. 

Puncaknya kemarin, karena saking penasarannya, aku coba deh googling-googling tentang hal itu. Karena tertarik, aku langsung pergi ke Alfamart untuk membeli larutan cap kaki tiga. Dan hari ini ngajak teman untuk sama-sama membeli minuman, yang dikenal dengan sebutan Larutan tersebut. Tapi kali ini aku membeli yang cap badak, dan temanku membeli yang cap kaki tiga.


Owh, meme-meme dan komentar-komentar kocak tersebut ternyata bermula dari perseteruan dua perusahaan yang berbeda yaitu PT. Sinde Budi Sentosa  dan Kinocare.

Jujur aku baru tahu bahwa cap kaki tiga dan cap badak itu diproduksi oleh PT yang berbeda. Awalnya aku kira sama.


"Drama perebutan merek lukisan Badak di produk minuman penyegar kembali bergulir. Perseteruan antara pengusaha lokal pemilik larutan Cap Badak, Budi Yuwono vs pemilik merek Cap Kaki Tiga yang dipegang perusahaan Wen Ken Drug Co(PTE) Ltd kembali berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) untuk kedua kalinya." Begitulah bunyi artikel pembukaan yang aku baca di detik.com


"Kini, keduanya kembali bertemu untuk memperebutkan klasifikasi 'minuman penyegar'. Lagi-lagi, Budi Yuwono mengembangkan senyum sebab majelis hakim PN Jakpus mengalahkan PT Wen Ken Drug Co sebagai pemegang produk larutan Cap Kaki Tiga dengan lukisan bergambar Badak."  Ini juga merupakan kutipan singkat dari berita tersebut.

Aku tidak mau membahas panjang-lebar tentang perseteruan kedua perusahaan tersebut. Aku juga tidak tertarik untuk membahas mana yang lebih baik dari kedua produk tersebut.

Yang bisa aku simpulkan dari ini semua adalah jiwa humor orang Indonesia ternyata tinggi. Sehingga, begitu seringnya hal-hal serius yang lagi hangat-hangatnya diperbincangkan oleh  publik malah hanya menjadi sebuah joks yang terkesan receh sekali. Sebaliknya terkadang hal-hal receh yang muncul dipermukaan publik dengan power nitizen Indonesia yang begitu dahsyat malah menjadi buruan para wartawan untuk dijadikan topik pembahasan di media televisi. Contohnya kecilnya adalah Odading Mang Oleh, Culametan dll.

#capkakitigavscapbadak

Sabtu, 03 Oktober 2020

Membuat Berita Acara

Beberapa hari lalu aku menghadiri sebuah acara Launching Sebuah Yayasan Rumah Tahfiz. Dan aku ditugaskan oleh guruku untuk membuat sebuah berita acara. Padahal aku belum berpengalaman dalam ha ini. Ya, namanya juga diperintah guru aku iyakan aja. Ini dia hasil berita acara yang aku tulis.


Hari ini tanggal 29 September 2020

Yayasan Tahfiz Zawiyah Indonesia mengadakan acara Khatmil Qur'an Nasional via zoom, dalam rangka Launching Perdana Rumah Tahfiz Zawiyah Indonesia. Yang mana saat ini sudah berdiri 6 tempat rumah Tahfizd Zawiyah. Target pertengahan tahun 2021 bisa berdiri 100 Rumah Tahfiz Zawiyah.


Acara ini diikuti oleh para Santri STKQ ALHIKAM DEPOK, yang sedang menjalani pengabdian, berada di daerah terpencil Indonesia. Ada yang dari Kalimantan, Papua, Sulawesi Aceh dst.


Khatmil Qur'an dimulai dari habis Maghrib sampai selesai, pada pagi hari sekitar jam 07:30. Kemudian dilanjutkan dengan acara Launching Perdana Rumah Tahfiz Zawiyah Indonesia.


Acara Launching Perdana tersebut turut dihadiri oleh KH. Muhaimin Zein MA, beliau adalah rektor kampus PTIQ Jakarta. Beliau mengutip beberapa ayat dan hadits yang menjelaskan tentang keutamaan Al-Qur'an. Beliau mengutip surah Fathir ayat 32 


ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

(Faathir:32)  : Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.


Beliau juga mengutip hadist 


خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ 

Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya. (HR Bukhari)


Intinya beliau mengajak kepada para penghafal Al-Qur'an untuk tidak sekadar hanya hafal saja, tapi juga bagaimana agar bisa memahami kandungannya dan mengamalkan nya.




KH Yusron Sidqi LC MA, beliau adalah pengasuh Pesantren Mahasiswa Alhikam Depok juga memberikan sambutan sekaligus apresiasi dalam acara tersebut. Beliau juga menyapa para Santri pengabdian Alhikam melalui zoom. "Rumah Tahfiz Zawiyah adalah ladang pengabdian selanjutnya bagi Santri Alumni Alhikam, setelah selesai mengabdi di pelosok Indonesia," ungkap beliau.


Menteri Agama kota Depok juga turut mengisi dalam acara tersebut, walaupun hanya via zoom. Beliau mengucapkan mohon maaf karena tidak bisa hadir secara langsung. " Seyogianya saya ada dalam acara ini jika tidak benturan dengan acara lain," ungkap Menteri agama.


Pak Agus Winarko selaku pembina sekaligus donatur Rumah Tahfiz Zawiyah ikut memberi sambutan dalam acara tersebut. "Saya  ingin mengembalikan apa yang Allah berikan kepada umat," ungkap beliau.


KH Hilmi Asshidqi Al araky selaku ketua Yayasan Rumah Tahfiz Zawiyah turut hadir dalam acara tersebut. Beliau merupakan  inisiator berdirinya Yayasan Rumah Tahfiz Zawiyah Indonesia.


Setelah sambutan-sambutan yang disampaikan oleh para tokoh dan ulama, acara ini beralih kepada pengenalan Rumah Tahfiz Zawiyah Indonesia, yang disampaikan oleh Ust Idri S.A.g. Beliau adalah salah satu pengasuh/ pengajar Rumah Tahfiz Zawiyah.


Kemudian dilanjut dengan pembacaan Modul Rumah Tahfiz Zawiyah Indonesia, yang dipaparkan oleh Ust Zaki M.A.g. Beliau juga merupakan salah satu pengajar di Rumah Tahfiz Zawiyah.


#odop

#artikel

#rumah Tahfiz

#literasi

Jumat, 02 Oktober 2020

4 Hal Penting Agar Bisa Mendapatkan Kebahagiaan Hakiki

Tips Hidup Bahagia


Yang namanya orang hidup, semua pasti ingin bahagia. Namun begitu, tak semua orang berhasil meraih kebahagian-nya. Bahkan ada yang seumur hidupnya merasa tidak bahagia.


Kebahagiaan sih menurutku sih relatif. Tergantung persepsi masing-masing setiap orang. Orang yang jomblo kebahagian-nya adalah menikah, orang yang sudah berkeluarga kebahagian-nya adalah punya anak, orang yang punya anak kebahagian-nya adalah kecukupan material, orang sakit kebahagian-nya adalah ketika sembuh, orang miskin kebahagian-nya adalah ketika mendapat banyak rizki dst. Itu sih pandangan umumnya.



Dan lagi-lagi itu relatif. Yang namanya relatif gak mesti begitu. Bisa jadi orang jomlo yang malah seneng ngebujang, makanya ada istilah Jopy ( jomlo happy) dst.


Aku pernah membaca sebuah buku, sudah lama banget aku bacanya tapi masih ingat point-pointnya, kalau gak salah judulnya, Bahagia Ala Kang Santri. Di situ dijelaskan bahwa sumber kebahagiaan dibagi menjadi dua.


Pertama: Sumber eksternal

  Maksudnya adalah sebagian orang ada yang beranggapan bahwa kebahagiaan itu bersumber dari luar dirinya. Misalnya orang yang menganggap bahw dengan uang dia akan bahagia, dengan istri cantik dia akan bahagia dst. Sebagaimana contoh-contoh di atas. Nah, bahagia yang seperti ini sifatnya adalah relatif dan perspektif. 


Dan parahnya bahagia yang bersumber dari eksternal itu adalah kebahagiaan yang semu bukan kebahagiaan hakiki. Wah, berarti bahagia itu sendiri masih di bagi lagi. Ya, betul sekali. Dan ini sangat penting.


Ternyata ada yang namanya kebahagiaan yang semu, atau kebahagiaan yang menipu. Yaitu kebahagiaan yang sifatnya tidak stabil. Kebahagiaan yang berasal dari luar diri itu semu semua. Bayangkan ternyata harta yang dielu-elukan kebanyakan orang, yang katanya jika banyak duit enak, semua serba mudah, mau beli apa aja bisa, itu semua nyatanya tidak menjamin kebahagiaan. Contohnya ketika orang kaya sakit maka seluruh hartanya sudah tidak bisa sama sekali membuatnya tersenyum. Anak dan istri ketika sudah tidak bisa diatur bukan menentramkan malah tambah bikin ruwet (kalau istilahnya pak Jokowi, ruwet, ruwet ruwet ).



Kedua: Sumber internal

 Yaitu kebahagiaan yang berasal dari dalam diri kita. Dan ini adalah merupakan hal yang sangat-sangat penting sekali, karena merupakan syarat kebahagiaan hakiki. Artinya kalau tidak ada ini maka kita tidak akan menemukan kebahagiaan yang hakiki.


Ternyata kebahagiaan hakiki itu tidak perlu dicari karena dia tidak jauh. Tidak perlu dikejar karena dia tidak lari. Dia dekat sekali bahkan berada dalam diri kita. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana mewujudkan kebahagiaan yang sebenarnya dekat sekali itu. Meskipun begitu, jangan dianggap remeh karena ini tidak mudah.


Di sini akan saya paparkan beberapa sumber kebahagiaan yang hakiki.


1. Pandai Bersyukur

       Yakini setiap apa yang kita miliki adalah pemberian dari Tuhan. Besar atau kecil, banyak atau sedikit semua harus disyukuri, karena itu hanya titipan. Dan semua nikmat kelak akan dihisab. Kalau kata KH Zainuddin MZ, " Bersyukur itu sebagaimana sikap penjaga parkir, ada yang datang tidak bangga, ada yang pergi tidak kecewa. Karena semuanya adalah titipan".


2. Bersabar

     Dengan menerapkan konsep sabar dalam diri kita, kita tidak akan mudah berkeluh kesah. Karena dalam konsep sabar kita diajarkan bahwa semua hamba itu akan diuji oleh Tuhan, dan barang siapa yang berhasil melewati ujian tersebut tentu Tuhan akan mengganjarnya dengan pahala yang besar. Dan dalam Agama Islam juga diajarkan bahwa setiap masalah itu jalan keluarnya dan kesusahan itu selalu diiringi dengan kemudahan.


3. Qana'ah

    Qana'ah artinya adalah menerima. Hampir sama dengan sabar. Intinya Qana'ah itu adalah sebuah sifat seorang hamba, yang mana ia selalu menerima terhadap takdirnya dan keadaan yang menimpanya.


4. Hindari Iri Hati

    Salah satu yang bisa menghambat kebahagiaan adalah sifat iri. Iri dalam Islam disebut hasad/ hasud, yaitu mengharap hilangnya suatu nikmat atau kebahagiaan yang ada pada orang lain. Sehingga orang yang memiliki sifat iri akan selalu gelisah bahkan sedih setiap melihat orang yang ia dengki bahagia. Hidup orang yang hasud pasti menderita.




Nah itu saja ya point-point penting yang bisa saya paparkan. Sebenarnya masih banyak. Tapi saya gak mau artikel ini terlalu panjang layaknya sebuah buku hehhe.


#motivasi

#hikmah




  


Sabtu, 26 September 2020

Sebaik-baik Legacy


 

Hidup adalah pemberian, menjalani hidup adalah pilihan, menciptakan hidup yang berkualitas adalah perjuangan. Jangan hanya hidup dengan kata-kata, tapi berkata-katalah yang membuat hidupmu lebih bersemangat dan bermakna. Jika kamu tak mampu membuat kata-kata penyemangat. Maka buatlah hidupmu bermakna! Sehingga, orang-orang mampu berkata-kata sebab hidupmu. 


Masalah hidup kita itu tanggung jawab Tuhan. Karena, Tuhanlah sang pemberi hidup itu. Hidup adalah nikmat agung yang Tuhan berikan kepada kita semua tanpa kita memintanya. Di mana kita lahir dan di mana kita kembali adalah rahasianya dan keputusanya yang tidak bisa kita rubah dan tidak perlu kita pikirkan.


Namun, yang terpenting dan perlu kita pikirkan adalah kualitas hidup kita. Karena itulah yang bisa kita perjuangkan dan bisa kita ciptakan. Tentu atas perintah dan izin dari-Nya. Bukan bagaimana cara kita lahir, di mana kita lahir dan dari rahim siapa kita dilahirkan. Akan tetapi, bagaimana cara kita hidup dan bagaimana cara kita mati. Itu yang penting. 

Kualitas hidup kita ditentukan dengan cara kita menyikapi hidup dan bagaimana kita menghargai kehidupan. Hidup yang berkualitas adalah hidup yang bukan hanya memikirkan personal pribadi saja tapi juga bagaimana memberi manfaat bagi orang lain. Itu sudah menjadi keharusan bagi seseorang yang menyadari akan fungsinya sebagai makhluk sosial. 


Tak ada yang patut dibanggakan dari hidup ini selain legacy, berupa kebaikan. Yang mana hal itu hanya bisa dihasilkan dengan perjuangan. Dan sebaik-baik legacy adalah yang berumur panjang dan bisa dirasakan oleh semua orang. Carilah hal tersebut dan perjuangkan!

#motivasi
#kehidupan
#odop
#legacy
#artihidup
#quotes

Kamis, 24 September 2020

Masih Dalam perjalanan ( sebuah autobiografi)


Pemuda yang bernama lengkap M. Lutfi ini lahir di Sampang, 25 Januari 1999. Dia berasal dari suku Madura asli, sebuah pulau yang terkenal dengan sebutan pulau garam. Ia lahir dari sosok pasangan suami istri yang bernama Moh Thoyyib dan Shofiyah. Kedua orangtuanya bukanlah tergolong orang yang berada, mereka hanyalah seorang petani.


Setelah tamat dari MI, sebuah sekolah di pedesaan yang banyak bertebaran di Madura, setara SD, tapi lebih banyak pelajaran Kitab-kitab klasiknya, ia langsung melanjutkan belajar di pondok pesantren Al Ishlah yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.


Ia juga pernah nyantri di Surabaya, yaitu di Pondok Pesantren Wildanussholihin. Dan  sempat mengajar di pondok cabang pesantren di mana ia pernah belajar. 


Meski terlahir dari keluarga kurang berada Lutfi tidak pesimis soal masalah pendidikan. Lahir di daerah yang mayoritas masyarakatnya tidak open mind terhadap pendidikan formal, termasuk orang tuanya sendiri. Namun karena keinginan tahuannya terhadap banyak ilmu pengetahuan ia sekarang bisa melanjutkan kuliah dengan jalur beasiswa. Sekarang dia sedang menempuh studi S1-nya di Depok. 


Ia tipikal seorang yang suka merenung, dan gemar membaca. Salah satu kesukaannya mendaki gunung. Ia pernah mendaki gunung Merbabu di Jawa tengah dan pernah mendaki gunung Ijen di Banyuwangi. 


Minatnya terhadap dunia kepenulisan baru tumbuh sejak ia menempuh studi S1-nya, dari semester awal buku-buku sudah mulai menarik perhatiannya, sehingga tumbuh keinginan dalam hatinya untuk menulis juga. Dan sekarang ia lagi menekuni belajar menulis puisi di grup Whatsapp dan Telegram. Dia juga gemar menulis quotes, baik di buku diary-nya atau di IG-nya.


Cita-citanya untuk menjadi penulis dan bisa menerbitkan karya solo di bidang Puisi membuatnya tidak lelah-lelah mengikuti berbagai grup kepenulisan.


Beberapa kali ia mencoba mengikuti lomba puisi untuk menguji kualitas karyanya. Beberapa kali gagal. Terakhir lomba yang ia ikuti adalah lomba puisi yang diselenggarakan oleh grup Writerpreneur, dan berhasil masuk 200 nominasi. 


Kegagalan tidak membuatnya kapok untuk terus menguji karyanya. Ia tetap bertekad untuk terus mengikuti lomba-lomba kepenulisan. Yang terpenting baginya adalah terus berkarya dan tidak ada kata berhenti untuk belajar.


Ia termasuk pemuda yang ceria, suka menyendiri dan tidak mudah kesepian, walau dalam kesendirian-nya, mungkin bisa dibilang introver. Ia tidak suka bermusuhan. Mengingat hal-hal kecil yang terjadi dalam hidupnya termasuk keunikan pemuda ini. Bahkan, ia juga masih ingat kejadian-kejadian di masa ia sangat kecil, termasuk tingkah-tinglah konyolnya.


Motto hidupnya adalah, terus belajar, menebar manfaat, jangan pernah menyerah, selalu bahagia di mana saja dan belajarlah ikhlas.


Pemuda yang ramah senyum ini bisa kalian hubungi melalui akun instagramnya, @alfaqir.achmad


#odop

#auotobiografi



Pentingnya Ilmu Parenting

 


Ilmu parenting sudah seharusnya dipelajari oleh semua orang, baik mereka yang sudah menikah atau yang masih nyari-nyari hehhe. 

 Betapa banyak pasangan yang sudah mengucap janji setia sehidup semati. Namun berakhir kandas. Jangankan sampai sehidup semati malah banyak yang hanya berumur seukuran jagung. Tentunya kita tidak mau hal itu terjadi pada diri kita. 

Nyari pasangan yang benar-benar mau diajak serius aja kadang sulit bagi sebagian orang hehhe. Eh, ketika sudah dapat malah disia-siakan. Boro-boro mau membangun keluarga yang sakinah mawadah warohmah, jangankan mau menciptakan baiti jannti ( rumah surgawi di dunia) atau bahasa mudahnya keluarga yang harmonis malah yang ada isinya ribut terus. Bukan baiti jannti yang ada tapi baiti nari ( rumah yang terasa neraka). Yang seperti itu ada loh dan banyak sekali. Ngeri kan hehehe? 

Maka dari itu ilmu parenting penting sekali untuk dipelajari. Jangan beralasan masih jomlo untuk tidak mempelajarinya hehhe. Tentunya gak mau kan setelah nikah eh, ilmu parenting-nya masih nol.

Bukannya setelah nikah sibuk membangun keluarga yang harmonis dan berusaha mengaplikasikan ilmu-ilmu nya ini malah masih sibuk mau belajar dari nol. Kalau seperti itu kapan sakinahnya? Kapan mau punya baiti jannti? Makanya perlu memulainya itu dari sekarang. Hitung-hitung mengisi kegabutan dalam masa kejomloan hehe.

Ok, langsung saja berikut tiga hal penting yang harus diketahui

Menurut Paul C.Glik, terdapat tiga tingkatan peristiwa di dalam kehidupan keluarga antara laki-laki dan perempuan.

 Petama, tingkatan peristiwa kawin (nikah), yaitu periode menikah dengan kelahiran anak yang pertama. Periode ini merupakan periode yang sangat penting, pasangan suami istri itu di sini dituntut saling menyesuaikan diri. Diharapkan akan terjadi semakin saling mencintai antara keduanya. Mereka mengerjakan secara bersama-sama hal-hal menyenangkan. 

Kedua, periode mengasuh dan membesarkan anak. Si Ibu akan terikat kepada tugas mengurus rumah dan suami bertanggung jawab memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Cinta suami dan istri berkembang menjadi cinta ayah dan ibu, dan cinta dari orangtua atas perkembangan anak-anak. Namun, cinta suami istri akan semakin mesra.


Tingkatan ketiga muncul setelah anak-anak tumbuh besar dan dewasa, kemudian menikah dengan pujaannya dan kemudian membentuk rumah tangga sendiri. Pada periode ini suami istri seperti kembali ke masa cinta kasih mesra pertama. Keduanya semakin memiliki banyak waktu untuk bermesraan satu dengan yang lain. Kasih sayang semakin mantap dan penuh kedewasaan dan keromantisan.

Oleh Glik periode ini dinamakan teori family cycle. Menurut pengamatan para peneliti, umumnya keluarga yang diteliti walau sudah berusia senja, tetap memiliki kemesraan dan keharmonisan. Bahkan, keharmonisan itu semakin indah dirasakan baik secara fisik dan kejiwaan. Mereka tetap melakukan hubungan badan sampai tua dengan kenikmatan dan kemesraan seperti masa muda.

#odop
#ilmuparenting
#parenting
#ilmunikah

Jumat, 18 September 2020

Ulasan Tentang Dua Film Yang Lagi Viral (Tilik & Cream)



Film Pertama

Judul: Cream Sutradara: David firth 
Durasi: 12 menit 
Negara: Inggris 
Bahasa: Inggris 

Film animasi suram pertama bercerita tentang Dr. Jack Bellifer yang telah menciptakan sebuah produk fenomenal bernama Cream. Cream dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit pada manusia maupun kerusakan barang elektronik sehari-hari atau benda mati. Bahkan Cream tersebut bisa meningkatkan kecerdasan bagi orang autis. 

Cream menjadi solusi mutlak atas semua permasalahan yang ada di bum, termasuk kerusakan lingkungan bisa diatasi dengan Cream tersebut seperti kerusakan air laut yang disebabkan oleh sampah limbah, tanah gersang bisa langsung subur dengan hanya menyemprotkan Cream tersebuti. 

Sayangnya, gelapnya jiwa pihak pemerintah yang penuh propaganda tetap tak bisa diatasi oleh Cream. Para petinggi pemerintah yang bersekongkol dengan korporat-korporat besar yang berpaham kapitalis akhirnya membuat propaganda dengan menggunakan media televisi, media cetak dll menciptakan emej buruk terhadap pencipta Cream, Jack Bellifer. 


Mereka membuat issue bahwa beberapa orang meninggal gara-gara Cream tersebut, bahkan diberitakan bahwa Cream tersebut membuat beberapa orang terjangkit penyakit AIDS. Muncullah banyak kekacauan akibat freming media yang kuat.

 Demo di mana-mana, banyak orang menuntut supaya Cream tersebut dicabut dari peredaran. Sehingga Cream tersebut akhirnya dimusnahkan dengan diadakan pembakaran Cream secara besar-besaran. Dan Jack Bellifer ditangkap oleh pihak keamanan.

 Hikmah dan ulasan:

Film tersebut mengilustrasikan tentang bagaimana kehidupan manusia sekarang yang sangat bergantung dengan bahan-bahan kimia yang diproduksi berkat kemajuan teknologi, contoh kecilnya adalah Cream tersebut.

Pun demikian, kemajuan teknologi ternyata tak membuat manusia untuk bisa lebih bijak dalam menjaga lingkungan. Sehingga masih banyak kerusakan-kerusakan alam yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Walau para saintis sudah berusaha keras untuk menemukan  solusi dari kerusakan yang diciptakan oleh manusia dengan upaya menciptakan temuan-temuan barunya ternyata temuan tersebut tidak mampu merubah sikap sebagian manusia yang memiliki faham kapitalisme, yang serakah dan ingin selalu mengambil keuntungan atas penderitaan orang lain.

Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa untuk memperbaiki alam harus memperbaiki pikiran-pikiran jahat manusianya terlebih dahulu.

Dan pengaruh media ternyata begitu kuat dan sangat efektif untuk menggiring opini publik. Bahkan sesuatu yang bermanfaat bisa dibuat tanpak membahayakan, yang baik bisa dibuat buruk. Sangat tepat sekali sebuah ungkapan bahwa untuk bisa menguasai sebuah bangsa harus kuasai media.

Dengan kamajun tekhnologi yang begitu besar banyak manfaat yang bisa manusia ambil. Namun ternyata mudharat nya juga besar. Dan ternyata masih banyak orang yang belum sanggup menangkal dari dampak buruk sebuah kemajuan teknologi tersebut.


Film Kedua



Judul: Tilik 
Sutradara: Wahyu Agung Prasetyo 
Penulis: Bagus Sumartono 
Durasi: 32 menit 
Asal negara: Indonesia 
Bahasa: Jawa 



Film ini bercerita tentang rombongan ibu-ibu yang diangkut (menumpangi) sebuah truk dengan tujuan TILIK (menjenguk) ibuh lurahnya yang lagi sakit dan sedang dirawat di rumah sakit. Di tengah perjalanan ibu-ibu tersebut ngobrol ngalor ngidul (ngegosip). Yang dipelopori oleh Bu Tejo.

Bu Tejo menyebarkan gosip yang disambut oleh ibu-ibu lain di dalam truk tersebut. Selama perjalanan, gerombolan ibu-ibu di dalam truk itu menggosipkan sosok Dian yang merupakan kembang desa.

Kabarnya, Dian sedang menjalin hubungan dengan anaknya Bu Lurah, Fikri. Banyak pria yang berusaha mendekati Dian untuk datang melamar. Ibu-ibu di dalam truk berdebat siapa yang nantinya bakal menikah dengan Dian. Bahkan, Bu Tejo juga curiga jika Dian sering menggoda pria yang sudah berkeluarga. Meski begitu, tak semua penyampaian Bu Tejo diterima begitu saja. Salah satunya, Yu Ning yang memperingatkan tidak baik menelan informasi mentah-mentah tanpa mengetahui fakta sesungguhnya. Walau sudah dapat peringatan, Bu Tejo tidak memperdulikan dan tetap gencar bergosip akan keburukan Dian. Bahkan, Bu Tejo dan Yu Ning sempat bersitegang dan adu mulut. 


Bu Tejo berdalih bahwa informasinya tersebut ia dapat di internet, “ Internet itu kan dibuat oleh orang pintar jadi gak mungkin salah”. Kata Bu Tejo membela diri. 


Sebelum mereka sampai di rumah sakit truknya tersebut distop polisi dan hampir mau ditilang. Pasalnya karena truk itu bukan angkutan untuk orang tapi angkutan barang. Namun the power of emak-emak mampu menggagalkan aksi polisi yang hendak mentilang. Ibu-ibu yang di truk terutama Bu Tejo semua berteriak, “Hati nuraninya dipake lah pak! Ini darurat loh. Kita ini mau pergi jenguk orang sakit (Tilik)”. Dengan bahasa jawanya.

Sesampainya di rumah sakit, mereka disambut oleh Dian dan Fikri, anak dari Bu Lurah. Namun, Bu Lurah belum bisa dijenguk karena masih dirawat di ICU. Sontak rombongan kecewa. Yu Ning meneteskan air mata dan menahan rasa malu. Sebab, dialah yang inisiatif mengajak ibu-ibu untuk menjenguk Bu Lurah. 


Akhirnya mereka balik dengan kecewa. Namun tawa rombongan ibu-ibu tersebut kembali rakah berkat Bu Tejo, yang mengusulkan untuk belanja di pasar. “Jadi orang itu mbok yo yang solutif” ungkap Bu Tejo dengan logat jawanya. Kalimat penutup Bu Tejo tersebut sempat ramaii di dunia Maya dengan dibuat meme-meme lucu.

Di akhir film ditampilkan scene, sosok Dian berada di dalam mobil bersama Pak Lurah yang merupakan ayah dari Fikri sekaligus suami dari Bu lurah. Ternyata Dian adalah sosok wanita simpanan Pak Lurah. Dengan kata lain sangkaan Bu Tejo bahwa Dian sedang menjalani hubungan dengan Fikri tidak benar.


Tilik merupakan film garapan ravacana Films bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Film pendek tersebut sebenarnya telah diproduksi sejak 2018 silam. 
Tetapi, film Tilik baru diunggah ke YouTube dan tayang perdana pada Senin, 17 Agustus 2020, tepat perayaan HUT RI ke-75. Film ini disajikan dengan apik dan perbincangan menggunakan bahasa Jawa.


Hikmah dan Ulasan:

Film ini merupakan kritik sosial yang mengilustrasikan tentang keadaan masyarakat pada umumnya yang mudah termakan oleh kabar-kabar yang bertebaran di media-media televisi ataupun sosmed, sehingga sering menjadi korban dari hoax. 


Film ini juga menggambarkan ibu-ibu pada umumnya yang ketika berkumpul suka ngegosip. Namun film ini juga menggambarkan kebiasaan positif masyarakat lokal yang suka menjenguk tetangganya ketika ada yang sakit.


Hikmah yang bisa diambil adalah agar kita mudah mengambil kesimpulan dari sebuah berita yang belum jelas keberadaannya, dan jangan suka menggosip yang hal tersebut bukanlah kebiasaan yang baik dan bahkan hal itu kadang yang memicu retaknya hubungan antar tetangga.


Kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa di zaman sekarang untuk memperbaiki moral masyarakat bisa  dengan menggunakan media kesukaan masyarakat, salah satunya perfilman, dengan menghadirkan konten-konten yang positif.

Memang sudah seharusnya setiap anak bangsa untuk berupaya memperbaiki moral bangsanya sesuai profesi dan keahliannya masing-masing.  Penulis dengan buku-buku nya, sutradara dengan film-filmnya yang mendidik, konten kreator dengan konten-konten positifnya, ulama dengan ilmunya.

Itu saja dari saya kurang lebihnya mohon maaf.

#odop
#review
#filmtilik
#filmcream

Rabu, 16 September 2020

Memikirkan Hal Terburuk Yang Mungkin Terjadi Ala filsafat stoic / stoicisem


 

“Pikirkan yang baik-baik aja biar yang terjadi juga baik, jangan berpikiran negatif, dst". Kalian pasti sering mendengar kalimat-kalimat tersebut. Pertanyaannya, apakah ketika kita sudah berpikir positif kita akan terhindar dari hal-hal yang negatif dan hal-hal yang baik akan selalu menghampiri kita? Bukankah hal buruk dan baik adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan?

Sakit, kegagalan, musibah, dimusuhi dst, apakah mungkin bisa dihindari dengan berpikir positif? Aku yakin semua orang pasti pernah mengalami hal-hal buruk. Nah, kalau hal-hal tersebut tidak bisa kita hindari lalu apa yang harus kita lakukan? Semua orang tidak ingin sakit, tapi sakit tetap akan menghampiri. Semua orang tidak ingin tertimpa musibah tapi apakah ada orang yang tidak pernah tertimpa musiba dalam hidupnya? 

Dan apakah semua hal buruk tersebut akan mengganggu kebahagiaan kita? Apakah mungkin kita bisa selalu mendapat hal-hal yang baik saja di dunia ini? 

Kenapa kita bahagia ketika kita dipuji? Kenapa kita bahagia ketika kita banyak teman? Dan apakah ketika pujian sudah tidak kita dapatkan atau ketika teman-teman kita mulai menjauh atau menghilang kita akan tidak bahagia lagi? Kenapa bisa seperti itu? Siapakah yang meletakkan standar kebahagiaan tersebut? 

Nah, di sini aku akan membahas sebuah pemikiran filsafat stoic/ stoicisem. Yang mana stoicisem mengajarkan untuk berpikir hal-hal terburuk yang mungkin terjadi. Mungkin kebalikan dari yang biasa kita lakukan ya? Hehhe. 

Pemikiran stoic menurutku sangat efektif untuk menangkal kekecewaan, depresi dll. Kalau kita merasa takut terhadap hal-hal buruk, bahkan untuk sekadar memikirkannya. Malah kalau di stoic, diajari untuk selalu memikirkan hal terburuk dalam segala hal. Bahkan di stoic dianjurkan setiap kali kita bangun pagi untuk memikirkan hal terburuk apa yang mungkin terjadi di hari itu. Unik ya hehehe.  
Misalnya, kalau kita naik pesawat berarti hal terburuk yang mungkin terjadi adalah pesawat jatuh dan kita akan mati. Ekstrim banget ya hehe? Ya, kalau kita cerna lebih jauh lagi dengan pikiran yang logis gak ekstrim sih. Karena kita memang akan mati juga nantinya kan? 

Kenapa kita takut kepada sesuatu? Ya, karena kita membangun persepsi menyeramkan pada sesuatu tersebut. Kenapa kita senang kepada sesuatu? Ya karena kita membangun persepsi menyenangkan dalam sesuatu tersebut. Makanya ada orang yang takut kepada ulat, ada yang gak takut. Ada orang yang takut kepada hantu dan ada yang tidak. Begitu juga kepadaa hal-hal buruk lain.
 
Ada orang yang senang naik gunung, ada yang sebaliknya. Ada orang yang senang ke pantai, ada yang tidak dst. Kenapa bisa beda-beda ya? Kalian suka gak sama pentol, ice cream, bakso,  sate dll? Pasti ada yang jawab “iya”. Dan percaya atau tidak, pasti juga ada yang jawab “tidak” hehe. Bukan meramal ya. Karena memang seperti itu faktanya. 


Berarti kebahagiaan dan ketakutan itu subjektif dong? Iya, memang. Dan ternyata yang menentukan kebahagiaan dan ketakutan itu kita sendiri. Kalau gitu kita bisa mengatur kebahagiaan kita? Yup, betul sekali. Bahkan ketakutan juga bisa kita kontrol. 

Mana nih pembahasan tentang stoicisem-nya? Sabar, tunggu sebentar hehhe. 

Stoic mendikitomi sesuatu menjadi dua:
 1. Sesuatu yang bisa kita kontrol 
 2. Sesuatu yang tidak bisa dikontrol 

Nah, di stoic kita dituntut untuk fokus kepada sesuatu yang bisa kita kontrol. Sedangkan sesuatu yang tidak bisa dikontrol abaikan saja, terima saja dan jalani saja. Wong gak bisa kita kontrol, tidak bisa dikendalikan. Ngapain kita pusing memikirkannya hehhe. Malah makan hati kalau kita ngotot mau mengontrol sesuatu yang di luar kendali kita. 


Contohnya apa aja tuh? Lanjut baca sampai selesai ya kalau mau tahu hehhe. 

Keberhasilan, kegagalan, sakit, sehat, kecelakaan, kematian, omongan tetangga, diputusin gebetan, dimarahi istri dst, itu adalah hal-hal yang tidak bisa kita kontrol. Semua itu adalah bagian dari siklus kehidupan atau hukum alam. Mungkin kita menyebutnya sudah ada yang ngatur. 

Terus apa dong yang bisa kita kontrol? Sabar dulu. Lanjut ya hehe. 

 
Sedikit sekali hal-hal yang bisa kita kontrol, yaitu nalar, pikiran, opini dan sikap kita. Meskipun sedikit tapi percayalah! itulah yang berpengaruh besar terhadap kebahagiaan atau kesedihan kita. 

Ketika kita digosipin tetangga misalnya, atau diputusin gebetan dll, mungkin kita akan marah, kesal, pengen ngamuk-ngamuk dst. Tapi bisa gak kalau kita gak usah marah, santai aja, menerimanya. Pasti bisa dong. Karena reaksi atau respon kita kepada sesuatu yang menimpa kita termasuk hal yang bisa dikontrol. Yang gak bisa dikontrol itu sikap orang lain kepada kita, tapi sikap dan opini kita bisa dikontrol. Itu artinya, marah, sedih, emosi dll bisa kita atur. Kalau kita gak pengen sedih, ya jangan sedih hehe. Kan kita yang punya pikiran. Dan kita diberi kebebasan oleh Tuhan untuk memilih dengan akal kita.  Kita tinggal pilih aja mau bahagia atau sedih.

Apa bedanya memikirkan hal buruk ala stoic dengan negatif thinking? 

Beda dong. Kalau negatif thinking itu kita memikirkan hal buruk yang membuat kita cemas, takut,  dll. Tapi kalau berpikir hal terburuk ala stoic, kita memikirkan hal-hal buruk dengan upaya antisipasi dan menyadarkan diri bahwa hal buruk tersebut sangat mungkin terjadi. Dan itu normal saja. 

Kalian pernah gak sih bawa payung padahal belum hujan? Atau misalnya berangkat ke kampus jauh sebelum jadwal masuk kuliah? Atau mungkin ketika bikin acara, menyediakan hidangan lebih dari yang dibutuhkan? Pasti pernah kan? Kenapa kita berbuat demikian, ya karena kita memikirkan hal terburuk yang mungkin terjadi. Nah, kalau kita membiasakan diri seperti itu dalam hal-hal yang lebih fundamental dalam hidup, maka kita tidak akan mudah depresi dan sedih. 

Masih banyak loh pemikiran-pemikiran unik ala stoic. Kalau kalian ingin mengetahui lebih jauh beli buku "Filsafat Teras". Aku belum baca sih hehe. Katanya aja. Aku cuman dengerin review-Nya di podcast-podcast. Dan menurutku pemikiran stoic ini mirip-mirip dengan pemikiran Mark Manson, dalam bukunya "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat". Kalau buku Mark Manson ini aku udah pernah khatam.

Itu aja dari saya ya. Jika ada salahnya mohon maaf.

 #Odop #motivasi #onedayonepost

Senin, 14 September 2020

Melek Literasi


 

Seberapa besar sih minat baca orang Indonesia? 

 
Masyarakat Indonesia tergolong dalam masyarakat yang sangat rendah sekali minat bacanya. Itu artinya ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap literasi patut dipertanyakan. Sangat ironis. Rasanya sangat tidak mungkin suatu bangsa bisa maju jika mereka menjauh dari pengetahuan. Membaca adalah salah satu syarat penting untuk bisa menggali pengetahuan. 

Menurut keterangan yang saya baca di Konde.co disebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!. Sangat jauh dari batas maksimum. 

Riset yang bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked, dilakukan oleh Central Connecticut State University, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Padahal, kalau dilihat di pameran-pameran buku, selalu ramai dikunjungi oleh banyak anak yang antusias membaca. 

Presiden keenam kita bapak SBY pernah berkata “Reading society advance society”. Artinya: "Masyarakat membaca adalah masyarakat maju, atau jika dibalik, masyarakat maju adalah masyarakat membaca." 
Quote ini saya baca di iPusnas tapi lupa nama bukunya. Nah, bagaimana kita mau maju jika kita belum akrab dengan buku-buku. 

Pantas saja jika masyarakat kita sangat mudah termakan oleh hoax. Terkadang, hanya bermodal membaca judul dari sebuahi artikel tanpa membaca isinya masyarakat kita sudah komen macam-macam. Sehingga masyarakat begitu mudah disulut kemarahannya. Hal itu salah satu penyebab kegaduhan di negara kita.

Banyak sekali dampak negatif dari tidak dari minat membaca yang rendah. Di antaranya. 

1. Berpengetahuan rendah 
    Minimnya pengetahuan kerap kali akan membuat seseorang berpikiran dangkal dan cenderung mengomentari soal-soal yang tidak ia pahami. Hal itu yang akan membuat kita menjadi orang ngototan. 

2. Sulit untuk bisa toleransi 
     Perbedaan pendapat dalam segala hal adalah keniscayaan yang sudah seharusnya kita terima. Ketidaktahuan kita terhadap dalil atau alasan-alasan pemikiran orang lain sering kali membuat kita mudah men-judge orang lain. 

3. Sedikit wawasan 
    Minimnya wawasan akan membuat kita tidak bijak dalam memutuskan persoalan, cenderung gegebah dan malas berpikir panjang. Hal itu sangat berbahaya. Bukan menyelesaikan masalah, malah akan memperkeruh persoalan. 

"Buku adalah jendela dunia." 
Mungkin kita sudah sering mendengar kata-kata tersebut. Namu, sudah sejauh mana kita memahami kata tersebut, dan mengimplementasikan dalam kehidupan kita. Maksudnya jika kita banyak membaca buku, (ingat membaca ya bukan mengkoleksi) kita akan banyak mengetahui tentang pemikiran para pemikir dan pendahulu-pendahulu kita, kita akan mengetahui peninggalan sejarah. Dan kita akan mengenal banyak nama-nama orang yang tercatat sejarah, tidak menutup kemungkinan nantinya kita akan dicatat sejarah kalau kita terus membaca dan terus memupuk minat baca kita. 

 Karena membaca akan menambah pengetahuan dan wawasan kita maka kita akan bisa melihat dunia bukan hanya dengan satu sudut pandang. Terlalu naif jika dunia yang beranekaragam hanya dipandang dengan sudut pandang yang sempit. Membaca adalah salah satu cara mengintip dunia dari lembaran-lembaran kertas. 
 
Berikut faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat baca.

 1. Lingkungan keluarga 
     Hidup di keluarga yang tidak cinta akan literasi akan mempengaruhi terhadap minat baca kita. 

2. Lingkungan masyarakat 
    Seringkali lingkungan kita menciptakan pola pikir dan kebiasaan kita. Begitu banyak kebiasaan kita dipengaruhi oleh masyarakat sekitar kita. Itulah yang kita sebut teradisi. Banyak anggapan umum masyarakat yang tidak bisa kita benarkan. Salah satunya pemikiran yang bertendensi kepada hedonistik, hipokris dan apatis terhadap lingkungan. Begitu juga anggapan sebelah mata terhadap literasi tidak boleh kita benarkan. Jangan sampai kita tidak mau membaca dengan alasan bukan tradisi masyarakat kita. 

 3. Kurang motivasi 
     Penting sekali bagi kita untuk merawat motivasi kita terhadap dunia literasi. Baik itu motivasi yang bersifat internal (berasal dari dalam diri kita) ataupun motivasi yang bersifat eksternal (berasal dari luar diri). Nah, bergabung di komunitas penggiat literasi merupakan salah satu cara memupuk motivasi. 

4. Sarana yang minim 
     Kesejahteraan sosial masih belum dirasakan oleh seluruh masyarakat kita. Ketimpangan sosial masih sangat tinggi. Artinya amanat konstitusi untuk  merawat fakir miskin belum sepenuhnya direalisasikan oleh para pemimpin kita, yang mana hal itu mengakibatkan kepada tidak terlaksananya pesan konstitusi yang selanjutnya yaitu mencerdaskan segenap anak bangsa. 

Kemiskinan sosial acap kali berdampak kepada kemiskinan intelektual. Masih banyak masyarakat kita yang bukan hanya tidak sanggup kuliah, tapi untuk sekadar beli buku aja tidak bisa.

#one day one post

Jumat, 11 September 2020

One Day One Post




Assalamualaikum sahabat literasi.

Semoga kalian semua baik-baik saja.

Salam literasi. Yuk membaca!


Bersyukur banget aku bisa mengenal ODOP. Aku sih sudah lumayan sering bergabung di grup-grup kepenulisan baik yang gratis ataupun yang berbayar. Tapi entah kenapa kok aku merasa ada yang berbeda di ODOP. Setelah pengenalan grup aku malah heran dan terkagum-kagum. Grup sebesar dan sekeran ODOP kok iya gratis. Komunitas yang melahirkan banyak penulis kompeten, yang salah satu alumninya juga aku ikuti di IG nya, yaitu kak Heru. Malahan aku mengikuti Instagram Kak Heru jauh-jauh hari sebelum mengenal ODOP. Melihat postingan-postingan Kak aku jadi termotivasi banget, karena Kak Heru sering juara dalam event-event lomba kepenulisan. Dan ternyata Kak Heru pernah menjabat sebagai ketua di ODOP. Hal itu membuat aku tambah jatuh hati kepada komunitas ini. Di samping karena grupnya yang asyik juga karena di ODOP anggotanya diberi kebebasan untuk menulis apa aja yang disukai. Itu membuatku tambah senang. Dan semakin membuatku bertekad untuk lulus di ODOP ini. Sangat sayang rasanya jika aku gagal menjadi bagian dari keluarga ODOP yang kece banget ini.

Aku menyukai banyak genre tulisan baik itu fiksi atau non fiksi. Tapi yang paling aku tekuni sekarang adalah puisi. Makanya kalau aku dikasih tugas menulis cerpen di grup-grup sebelum ODOP aku agak berat. Karena bukan hobiku dan kemampuan dalam menulis cerpen masih minim sekali. Sedangkan di ODOP postingan harian boleh menggunakan puisi. 

Di samping puisi aku dari dulu suka menulis quote, entah itu di buku catatan atau di HP. Aku juga sering post quote-quote motivasi di IG baik itu quoteku sendiri atau quote yang aku kutip dari buku-buku. Dan aku sudah nulis lumayan banyak quote dan puisi yang aku  save di HP. Nah, rencananya ini yang akan aku jadikan senjata untuk memenuhi tugas harian di ODOP. Rencananya dari quote-quote itu mau aku uraikan dengan gaya bahasaku dan ide-ide yang berkaitan dengan quotes tersebut. Makanya blogku untuk sekarang ini mau aku fokuskan post quotes beserta uraian-uraian yang berbentuk motivasi gitu, dan juga puisi. Itulah strategiku untuk lulus di ODOP. Tentunya di samping itu semua aku harus lebih serius lagi, menjaga semangat, meluangkan waktu, mencari banyak inspirasi dan banyak membaca.

Harapanku di ODOP bisa lulus. Dan bisa nerbitin buku. Aku juga berharap tulisanku nantinya bisa tembus media Aamiin. Aku optimis di ODOP aku akan bisa lebih jauh mengepakkan sayap untuk menambah jam terbang. 

Aku percaya bahwa, nothing is impossible. Asal ada kemauan dan mau konsisten action. Apalagi aku memang punya ketertarikan yang cukup tinggi terhadap dunia literasi hehhe. Bagiku menulis adalah sarana memotivasi diri dan juga orang lain. Rasanya tidak ada alasan bagiku untuk tidak serius menyelesaikan kelas di ODOP ini.


Bismillah One Day  One Post selama 40 hari.

#ODOPDAY5

#OneDayOnePost


Kamis, 10 September 2020

Sumber inspirasi

 Assalamualaikum sahabat literasi.

Semoga kalian sehat semua. Salam literasi. Yuk membaca!


"Inspirasi itu tidak datang dari meditasi, akan tetapi datang dari interaksi." ~ Anis Baswedan

Dari quote di atas kita bisa banyak mengambil pelajaran yang bermanfaat. Aku akan coba mengabtraksikan  makna-makna dari quote tersebut menurut pemahaman saya baik secara eksplisit maupun implisit.

Pertama secara eksplisit.

         Sudah sangat jelas sekali dari quote di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, sumber inspirasi itu bukan hanya meditasi. Tapi juga interaksi. Bahkan, terkadang dengan kita sering bersosial dengan banyak orang, baik itu berupa diskusi, entah itu merupakan diskusi serius,  diskusi ringan atau mungkin hanya diskusi receh hehe ( ngalor ngidul istilah jawanya) dan lebih tepatnya bukan diskusi, bisalah kita sebut ngobrol santai, yang pasti itu lebih baik daripada hanya rebahan terus, malah dari situ kadang inspirasi muncul.


Seringkali kita terjebak oleh kemalasan kita untuk bersosial. Sehingga, kita lebih memilih rebahan di rumah saja atau di kos-kosan saja. Gak mau ngumpul dengan teman-teman kita, malas olahraga seperti orang takut sama matahari aja istilah orang Madura aokep meloloh. Bahkan untuk sekadar jjs (jalan-jalan santai) aja kita ogah. Kita lupa akan pentingnya menebar senyum kepada orang lain, kita lupa untuk menjaga kesehatan kita, kita lupa untuk belajar dari kehidupan orang lain. Bahkan, kita lupa untuk mengambil hikmah dari segala peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Padahal, dalam setiap kejadian ada hikmahnya.

Kalau kita di kamar saja gimana mau dapat hikmah? Sedangkan kita abai terhadap sekitar. Dan itu disebabkan oleh sifat mager kita hehhe. Lalu kita berharap inspirasi? 

Kebiasaan ini harusnya sangat dihindari oleh seorang penulis atau yang bercita-cita menjadi penulis. Karena setiap kejadian adalah ide baru bagi seorang penulis untuk dijabarkan dengan bahasa yang puitis dan estetis dan dengan cara-cara yang persuasif (menggoda). Mengamati, mencermati dan merefleksikan-nya dalam dirinya bagi seorang penulis adalah suatu keharusan yang tidak boleh diabaikan. Karena, menulis adalah kegiatan berpikir.

Kedua secara implisit:

     Dari quote di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa,

   1. Inspirasi adalah sesuatu yang berharga.

Sudah seharusnya kita hidup dengan memperkaya inspirasi dengan berbagai upaya. Nah, menurutku untuk bisa kaya akan inspirasi kita harus mengaktifkan daya imajinasi kita dengan konsisten.

    2. Jangan jadi orang yang apatis!

Sebagai makhluk sosial sudah seharusnya kita untuk tidak bersikap acuh terhadap lingkungan. Kita harus aktif dan jangan pasif! Kita harus menjadi bagian dari solusi dan jangan menjadi bagian dari masalah! Dan menurutku tidak menciptakan solusi terhadap problem-problem di sekitar adalah merupakan masalah itu sendiri. Minimal berdoa untuk kebaikan lingkungan. Itu merupakan wujud kepedulian kita yang paling lemah.

Nah itu saja teman-teman dariku. Kalau ada makna-makna implisit yang belum aku sebutkan silahkan komen ya.


Kamis, 10 September 2020

 22 Muharram 1442


Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...