Kamis, 24 September 2020

Masih Dalam perjalanan ( sebuah autobiografi)


Pemuda yang bernama lengkap M. Lutfi ini lahir di Sampang, 25 Januari 1999. Dia berasal dari suku Madura asli, sebuah pulau yang terkenal dengan sebutan pulau garam. Ia lahir dari sosok pasangan suami istri yang bernama Moh Thoyyib dan Shofiyah. Kedua orangtuanya bukanlah tergolong orang yang berada, mereka hanyalah seorang petani.


Setelah tamat dari MI, sebuah sekolah di pedesaan yang banyak bertebaran di Madura, setara SD, tapi lebih banyak pelajaran Kitab-kitab klasiknya, ia langsung melanjutkan belajar di pondok pesantren Al Ishlah yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.


Ia juga pernah nyantri di Surabaya, yaitu di Pondok Pesantren Wildanussholihin. Dan  sempat mengajar di pondok cabang pesantren di mana ia pernah belajar. 


Meski terlahir dari keluarga kurang berada Lutfi tidak pesimis soal masalah pendidikan. Lahir di daerah yang mayoritas masyarakatnya tidak open mind terhadap pendidikan formal, termasuk orang tuanya sendiri. Namun karena keinginan tahuannya terhadap banyak ilmu pengetahuan ia sekarang bisa melanjutkan kuliah dengan jalur beasiswa. Sekarang dia sedang menempuh studi S1-nya di Depok. 


Ia tipikal seorang yang suka merenung, dan gemar membaca. Salah satu kesukaannya mendaki gunung. Ia pernah mendaki gunung Merbabu di Jawa tengah dan pernah mendaki gunung Ijen di Banyuwangi. 


Minatnya terhadap dunia kepenulisan baru tumbuh sejak ia menempuh studi S1-nya, dari semester awal buku-buku sudah mulai menarik perhatiannya, sehingga tumbuh keinginan dalam hatinya untuk menulis juga. Dan sekarang ia lagi menekuni belajar menulis puisi di grup Whatsapp dan Telegram. Dia juga gemar menulis quotes, baik di buku diary-nya atau di IG-nya.


Cita-citanya untuk menjadi penulis dan bisa menerbitkan karya solo di bidang Puisi membuatnya tidak lelah-lelah mengikuti berbagai grup kepenulisan.


Beberapa kali ia mencoba mengikuti lomba puisi untuk menguji kualitas karyanya. Beberapa kali gagal. Terakhir lomba yang ia ikuti adalah lomba puisi yang diselenggarakan oleh grup Writerpreneur, dan berhasil masuk 200 nominasi. 


Kegagalan tidak membuatnya kapok untuk terus menguji karyanya. Ia tetap bertekad untuk terus mengikuti lomba-lomba kepenulisan. Yang terpenting baginya adalah terus berkarya dan tidak ada kata berhenti untuk belajar.


Ia termasuk pemuda yang ceria, suka menyendiri dan tidak mudah kesepian, walau dalam kesendirian-nya, mungkin bisa dibilang introver. Ia tidak suka bermusuhan. Mengingat hal-hal kecil yang terjadi dalam hidupnya termasuk keunikan pemuda ini. Bahkan, ia juga masih ingat kejadian-kejadian di masa ia sangat kecil, termasuk tingkah-tinglah konyolnya.


Motto hidupnya adalah, terus belajar, menebar manfaat, jangan pernah menyerah, selalu bahagia di mana saja dan belajarlah ikhlas.


Pemuda yang ramah senyum ini bisa kalian hubungi melalui akun instagramnya, @alfaqir.achmad


#odop

#auotobiografi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...