Kamis, 24 September 2020

Pentingnya Ilmu Parenting

 


Ilmu parenting sudah seharusnya dipelajari oleh semua orang, baik mereka yang sudah menikah atau yang masih nyari-nyari hehhe. 

 Betapa banyak pasangan yang sudah mengucap janji setia sehidup semati. Namun berakhir kandas. Jangankan sampai sehidup semati malah banyak yang hanya berumur seukuran jagung. Tentunya kita tidak mau hal itu terjadi pada diri kita. 

Nyari pasangan yang benar-benar mau diajak serius aja kadang sulit bagi sebagian orang hehhe. Eh, ketika sudah dapat malah disia-siakan. Boro-boro mau membangun keluarga yang sakinah mawadah warohmah, jangankan mau menciptakan baiti jannti ( rumah surgawi di dunia) atau bahasa mudahnya keluarga yang harmonis malah yang ada isinya ribut terus. Bukan baiti jannti yang ada tapi baiti nari ( rumah yang terasa neraka). Yang seperti itu ada loh dan banyak sekali. Ngeri kan hehehe? 

Maka dari itu ilmu parenting penting sekali untuk dipelajari. Jangan beralasan masih jomlo untuk tidak mempelajarinya hehhe. Tentunya gak mau kan setelah nikah eh, ilmu parenting-nya masih nol.

Bukannya setelah nikah sibuk membangun keluarga yang harmonis dan berusaha mengaplikasikan ilmu-ilmu nya ini malah masih sibuk mau belajar dari nol. Kalau seperti itu kapan sakinahnya? Kapan mau punya baiti jannti? Makanya perlu memulainya itu dari sekarang. Hitung-hitung mengisi kegabutan dalam masa kejomloan hehe.

Ok, langsung saja berikut tiga hal penting yang harus diketahui

Menurut Paul C.Glik, terdapat tiga tingkatan peristiwa di dalam kehidupan keluarga antara laki-laki dan perempuan.

 Petama, tingkatan peristiwa kawin (nikah), yaitu periode menikah dengan kelahiran anak yang pertama. Periode ini merupakan periode yang sangat penting, pasangan suami istri itu di sini dituntut saling menyesuaikan diri. Diharapkan akan terjadi semakin saling mencintai antara keduanya. Mereka mengerjakan secara bersama-sama hal-hal menyenangkan. 

Kedua, periode mengasuh dan membesarkan anak. Si Ibu akan terikat kepada tugas mengurus rumah dan suami bertanggung jawab memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Cinta suami dan istri berkembang menjadi cinta ayah dan ibu, dan cinta dari orangtua atas perkembangan anak-anak. Namun, cinta suami istri akan semakin mesra.


Tingkatan ketiga muncul setelah anak-anak tumbuh besar dan dewasa, kemudian menikah dengan pujaannya dan kemudian membentuk rumah tangga sendiri. Pada periode ini suami istri seperti kembali ke masa cinta kasih mesra pertama. Keduanya semakin memiliki banyak waktu untuk bermesraan satu dengan yang lain. Kasih sayang semakin mantap dan penuh kedewasaan dan keromantisan.

Oleh Glik periode ini dinamakan teori family cycle. Menurut pengamatan para peneliti, umumnya keluarga yang diteliti walau sudah berusia senja, tetap memiliki kemesraan dan keharmonisan. Bahkan, keharmonisan itu semakin indah dirasakan baik secara fisik dan kejiwaan. Mereka tetap melakukan hubungan badan sampai tua dengan kenikmatan dan kemesraan seperti masa muda.

#odop
#ilmuparenting
#parenting
#ilmunikah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...