Oleh: M. Lutfi
Luka dengan segala liku yang berkilo-kilo
Bertalu-talu dalam kalbu
Kapan kan berlalu segala pilu?
Palu yang tak tahu malu memukul-mukulku membuat ngilu
Ke pulau mana kuharus berteduh?
Rindu yang terus berlaju menantangku tuk selalu berseteru
Malam yang malang melintang mengajakku baradu malang
Siapa yang paling malang?
Malam yang kelabu atau aku yang kelu?
Pagi berseri-seri menawarkan seribu misteri tentang serba serbi, surau-surau suram, dan tentang maut yang magis
Siapa yang kan dipungut?
Siapa yang kan memungut?
Siapa yang terpaut dan siapa yang memaut?
Siang kering kerontang
Banyak yang terluntang-lantung
Ada yang mati tergantung
Ada yang menggunting-gunting
Bahkan, ada yang meraung-raung meriang
Menjelang sore binatang-binatang jalang lalu lalang mencari liang-liang kosong, jurang-jurang untuk menjerumuskan banyak orang
Menjelang kematian penuh penyesalan
Tentang penantian yang tak dinanti-nanti
Seribu sepi karena tak ada yang menghampiri
Seribu lara karena tak ada yang mencinta
Kenapa harus ada yang lupa pencipta, padahal dari-Nya cinta bermula, dan hanya kepadanyalah semua bermuara?
Kenapa?
Depok, 13-112020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar