Covid 19 bukan hanya memukul roda perekonomian, semua sektor kehidupan mengalami dampak yang cukup mengerikan. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia telah menetapkan wabah Covid 19 atau virus Corona (SARS CoV-2) menjadi pandemi global.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tersebut resmi mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global pada Rabu (11/3/2020) malam. Sebagaimana dilansir oleh KOMPAS.com Kamis 12 Maret 2020.
Dunia pendidikan termasuk yang sangat dirugikan oleh Covid 19 ini. Demi memutuskan rantai penyebaran virus Mendikbud Nadiem Makarim telah menetapkan untuk penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sistem belajar daring yang mengharuskan siswa didik untuk tidak bertatap muka dengan gurunya, tentu sangat mengurangi efektivitas pembelajaran.
Kemajuan tekhnologi digital memang sangat mempermudah aktifitas manusia jaman sekarang. Hampir semua kebutuhan manusia bisa didapatkan dengan smartphone atau gadget. Makanan, baju, alat tulis menulis, obat, dst semua sudah bisa diakses menggunakan gadget. Bahkan ilmu juga bisa didapat dengan menggunakan gadget. Tak heran jika sekarang banyak sekali pelatihan online, webinar dst.
Saat Covid 19 ini gadget semakin menjadi alat yang tak bisa lepas dari genggaman kita. Namun demikian, semua aktivitas yang biasa dilakukan dengan menggunakan smartphone tidak lepas dari kekurangan, tak terkecuali dalam masalah pembelajaran online.
Berikut kekurangan-kekurangan dalam belajar daring
1. Kurang fokus
Tidak bisa dipungkiri, bahwa dengan diberlakukannya PJJ seorang guru sudah tidak bisa lagi mengontrol anak muridnya dengan penuh. Siswa-siswi yang belum cukup dewasa sehingga kurang memedulikan pentingnya belajar dengan serius sudah barang tentu akan kurang fokus ketika belajar via daring.
2. Kendala sinyal
Secanggih apapun smartphone yang kita miliki tetap saja terkadang masih bisa mengalami trouble sinyal. Trouble saat menjalankan aktivitas belajar tentu sering terjadi, ini sangat sering saya alami selaku mahasiswa.
3. Diskusi yang Garing
Saya alami sendiri diskusi saat belajar daring sangatlah garing ( tidak hidup). Kelihatan sekali bahwa tak semua yang mengikuti pembelajaran menyimak materi. Jangankan saat mahasiswa yang persentasi. Bahkan saat dosen menjabarkan isi materi masih sering diabaikan.
4. Tidak Ada Segan
Salah satu kelemahan belajar via online adalah murid sudah tidak bisa segan kepada gurunya, sebagaimana saat belajar tatap muka. Bahkan guru yang biasa disegani dan terkenal galak, ketika PJJ seperti kehilangan 50% karismanya.
5. Asal-asalan Dalam Membuat Tugas
Walau pembelajaran via daring yang namanya kuliah sudah pasti ada tugas. Entah itu makalah atau yang lain. Namun, dikarenakan dosen tidak dapat mengontrol dengan maksimal terhadap tugas-tugas yang diwajibkan kepada para mahasiswa, hal itu menyebabkan sebagian mahasiswa mengerjakan tugas dengan kurang serius.
6. Dampak psikologis
Point nomer enam ini mungkin kurang begitu dirasakan bagi pera mahasiswa. Akan tetapi, bagi siswa baik itu SD, SMP dan dan SMA masih sangat berdampak. Para murid yang biasa bermain di sekolah dengan teman-temannya pasti sangat berbahagia. Berbeda dengan sekarang, mereka sudah tidak bisa lagi bermain bersama teman-temannya di sekolah. Tentu, sebagian dari mereka ada yang merasa kehilangan teman bermainnya.
7. Memakan biaya banyak
Belajar via daring memang tak cocok bagi seluruh kalangan karena belajar daring berarti harus memiliki Kouta internet setiap hari. Sedangkan tak semua masyarakat mampu untuk hal itu. Bagaimana mungkin bisa, sedangkan pemerataan ekonomi belum bisa direalisasikan oleh pemerintah.
Di beberapa surat kabar diberitakan dalam Covid 19 ini ada siswi yang sampai menjual diri hanya demi untuk bisa membeli paket data internet. Sebagaimana dilansir oleh KOMPAS.com 30 Juli 2020. Bahkan ada yang sampai bunuh diri.
8. Susah Terlepas dari Candu geadget
Kalau dulu ketika pergi ke sekolah atau belajar sanngat tidak dianjurkan membawa HP, sekarang malah sebaliknya. Tanpa HP sekarang malah murid tidak bisa mengikuti pembelajaran. Jadi, wajar jika sekarang orang tua para murid mulai abai terhadap dampak negatif HP. Mungkin dikiranya kalau anaknya megang hp berarti sedang belajar.
Akibat pembelajaran jarak jauh ini (PJJ) anak SD yang seharusnya tidak baik untuk selalu bermain hp sekarang menjadi terbiasa berjam-jam main hp.
Dulu kecanduan HP merupakan hal yang dianggap tidak baik. Namun sekarang anggapan tersebut mulai pudar. Orang tua murid sekarang dituntut untuk membelikan hp anaknya agar bisa belajar, atau minimal orang tua sekarang harus rela membagi waktu bermain HP-nya dengan anaknya tiap hari.
Delapan hal di atas merupakan kelemahan dan kekurangan belajar daring. Sebenarnya masih banyak kekurangannya tapi saya akan mencukupinya sampaydi situ saja.
Referensi
https://www.kompas.com/global/read/2020/06/06/184235770/tak-punya-kuota-internet-untuk-ikut-kelas-online-remaja-ini-bunuh-diri
https://amp.kompas.com/regional/read/2020/07/30/06325151/siswi-smp-jual-diri-rp-500000-demi-kuota-internet-begini-penjelasan-kppad
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/kemendikbud-terbitkan-pedoman-penyelenggaraan-belajar-dari-rumah
http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/15314
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/12/083129823/who-resmi-sebut-virus-corona-covid-19-sebagai-pandemi-global
Tidak ada komentar:
Posting Komentar