Oleh: M. Lutfi
Biji suci tumbuh di hatiku
Akarnya menjalar hingga di nadi
Semerbak aromanya berbau syahdu
Ku menyiramnya setiap hari
Tidak ada curiga, yang ada percaya
Tidak ada sedih yang ada kasih
Aku nakhoda mulia, kau abdi setia
Bersama mengarungi samudera
Sungguh indah, masa-masa itu
Tapi sayang sudah berlalu
Waktu kau masih di sini, bersamaku
bercocok tanam
Tidak ada matahari terbenam
tanpa senyuman
Sedangkan sekarang, matahari terbit
dan di mataku rintik hujan menetes
Di dadaku awan menggumpal
Sejuta kesal penuh sesal
Bait-bait doa yang kurapal, kini
menjadi rengekan bayi tatkala sendiri
Dan aku lebih sendiri dari sebuah sepi
Kini aku bukan lagi menangis
tapi sudah menjadi tangis
Kini aku bukan lagi bersedih
tapi sudah menjadi perih
Dan kini aku bukan lagi merasa
Karena jiwa sudah menjadi rasa dari segala rasa
Dan sekarang aku paham bahwa
yakin belum tentu menjadi akan
bahwa percaya belum tentu menjadi
bahagia
Bahkan sekarang aku yakin, bahwa cinta
bisa menjadi derita
Depok, 4 Juli 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar