Kamis, 01 Oktober 2020

Cinta Penuh Derita


Oleh: M. Lutfi

Biji suci tumbuh di hatiku
Akarnya menjalar hingga di nadi
Semerbak aromanya berbau syahdu
Ku menyiramnya setiap hari

Tidak ada curiga, yang ada percaya
Tidak ada sedih yang ada kasih
Aku nakhoda mulia, kau abdi setia
Bersama mengarungi samudera

Sungguh indah, masa-masa itu
Tapi sayang sudah berlalu
Waktu kau masih di sini, bersamaku
bercocok tanam
Tidak ada matahari terbenam
tanpa senyuman
Sedangkan sekarang, matahari terbit
dan di mataku rintik hujan menetes
Di dadaku awan menggumpal
Sejuta kesal penuh sesal

Bait-bait doa  yang kurapal, kini
menjadi rengekan bayi tatkala sendiri
Dan aku lebih sendiri dari sebuah sepi

Kini aku bukan lagi menangis 
tapi sudah menjadi tangis
Kini aku bukan lagi bersedih
tapi sudah menjadi perih
Dan kini aku bukan lagi merasa
Karena jiwa sudah menjadi rasa dari segala rasa

Dan sekarang aku paham bahwa
yakin belum tentu menjadi akan
bahwa percaya belum tentu menjadi 
bahagia
Bahkan sekarang aku yakin, bahwa cinta
bisa menjadi derita

Depok, 4 Juli 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...