Sabtu, 21 November 2020

MELUKISMU


Oleh: M. Lutfi


sudah sekian lama jari-jemariku menari

tak kunjung usai melukis rautmu yang begitu puitis. helai demi helai rambutmu mulai tergambar. 


aku tak sabar ingin segera merampungkan seni ini. tapi rasanya tak akan pernah usai, karena persepsiku tentangmu terus berkembang. ada berjuta-juta hal yang harus kuuraikan.


melukismu adalah perjalanan panjang. mungkin aku tak akan pernah bisa menyelesaikannya. hari demi hari rambutmu semakin lebat membuatku harus terus menambah tinta baru sekadar untuk melukisnya, lagi dan lagi.


Depok, 10-09-02-112020

Kamis, 19 November 2020

Restu Semesta


Oleh: M. Lutfi



Roda waktu terus bergulir menyisir segala

atmosfer ciptaaan kita

Kita sudah lama terbius dalam rasa

Kini digerus olehnya

Ditindis habis. Hancurlah paripurna yang telah kita ramu


Aku tak sepenuhnya menyalahkan waktu

Karena ia hanyalah kuda-kuda renta

Kitalah penunggangnya

Hanya saja, mungkin kita kurang pandai mengendalikannya


Aku juga tak mau menyalahkanmu

Kita sama-sama kurang dalam hal mensiasati


Biarlah waktu membentang semaunya

Kamu juga tak mengapa jika hendak mengikuti alur ke ujung waktu

Aku tak masalah menetap di sini


Aku masih punya sajak untuk menakar jarak

Aku masih punya iamaji untuk melawan sepi

Aku masih punya air mata untuk membasuh luka. Yang tak kupunya hanya restu semesta dan restumu. 


Depok, 06 November 2020

AKU WAKTU DAN KAU

 

aku dan waktu hendak berkunjung dan kau malah berpindah waktu

kau terlalu sibuk mencari waktu, sedangkan aku masih di waktu yang lalu


 ingin sekali kubawakan 'waktu' itu padamu

agar kau tak lagi bingung akan waktu


bagaimana bisa kau terbuai dengan banyak waktu, sedangkan aku masih terbui dalam satu waktu, yaitu waktu kau ada di situ


aku masih bingung, waktukah yang membawamu lari hingga kau menjadi jauh, atau kau yang sengaja menjauh dari waktuku


andai aku bisa mengendarai waktu akan aku kunjungi senyummu kala itu, kapan saja aku mau


18-11-2020

Selasa, 17 November 2020

Pusara Rindu


Oleh: M. Lutfi


Sore mencekam, debu-debu dihempaskan

Hanyut entah ke mana. Riah-riuh selokan mempermainkan berjuta-juta debu.

Ingin kuhanyutkan juga segala desah rindu.

Akan tetapi, aku terbawa deraian.

Terombang-ambing, terjebak dalam belenggu imaji. Entah ke mana aku hendak dilanting. Ruang imaji tiada bertepi. Gelombang rindu tak bisa diukur. Akankah aku tersungkur lebur. Aku bertahan seraya tadabur. Hujan sudah pasti reda. Angin akan berhenti jua. Debu-debu akan sampai ke tempat beradu. Dan aku 'tak tahu di manakah pusara rindu. Yang kutahu segenap rasa bermula darimu. Aku berharap kepadamulah  bermuara jua.


Depok, 01112020


Restu Semesta


Oleh: M. Lutfi



Roda waktu terus bergulir menyisir segala

atmosfer ciptaaan kita

Kita sudah lama terbius dalam rasa

Kini digerus olehnya

Ditindis habis. Hancurlah paripurna yang telah kita ramu


Aku tak sepenuhnya menyalahkan waktu

Karena ia hanyalah kuda-kuda renta

Kitalah penunggangnya

Hanya saja, mungkin kita kurang pandai mengendalikannya


Aku juga tak mau menyalahkanmu

Kita sama-sama kurang dalam hal mensiasati


Biarlah waktu membentang semaunya

Kamu juga tak mengapa jika hendak mengikuti alur ke ujung waktu

Aku tak masalah menetap di sini


Aku masih punya sajak untuk menakar jarak

Aku masih punya iamaji untuk melawan sepi

Aku masih punya air mata untuk membasuh luka. Yang tak kupunya hanya restu semesta dan restumu. 


Depok, 06 November 2020



Minggu, 15 November 2020

TENTANGMU


Oleh: Butiran Atom



1/

matamu adalah seorang ibu

rapi menyembunyikan air mata

seutas resah kaubasuh hingga luluh

kauutus seribu senyum kultus 

meletus-letus membuatku terbius


2/

hatimu adalah seorang ayah

tegar menghadapi musibah

debur-debar lara kaucecar

kaulerai jiwamu yang berkobar

membuatku bebas berselancar

hingga kuterkpar dalam buaimu



3/

bibirmu adalah ladang tebu

mencipta gula manis-madu

meski kau diserang rindu

senyummu tetap berkaldu

berkilau seakan tak ada galau. 

apalagi pilu


4/ 

ingin kubersedekah hati

agar perihmu tak menjadi parah

dan saat asmara melanda 

aku bisa ikut merasa

seia sekata adalah hal yang paling kudamba


5/ 

andai aku bukanlah ingin dalam anganmu

tetap saja kau adalah anganku yang mengangin menghembuskan segala ingin.

dalam hela napasku kau adalah paras yang tak butuhkan rias


Depok, 15-11-2020




SANGKARMU


OLEH: M. Lutfi


bibirmu bergetar mencipta syair

membuat hatiku berdebar berdebur


Aku tersihir

Kau sungguh mahir

mencipta petir

Menyambar-nyambar, membuatku terjungkir, terbujur dalam sangkarmu


Aku adalah musafir lapar

yang terdampar dalam altarmu


Aku berikrar bahwa tak akan mundur

Sekalipun, aku harus lebur dalam lumpurmu

Getar-getir kan kuusir 

Hingga  pada titik akhir aku dan kau membalur liur bersama


Depok, 15-11-2020

Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...