Rabu, 21 Oktober 2020

Irama Takdir



Desah rasa mengalir dalam angan

Ia hadir tanpa rekayasa

Mungkin tercipta kerena kehendak semesta

Sebagai sensor dalam jiwa setiap manusia


Aku tak begitu paham persoalan masa depan

Aku hanya berusaha mengikuti irama takdir

Dengan segala instrumen yang diberikan Tuhan



Jangan tanya aku! Karena aku juga sedang bertanya-tanya


Depok, 20102020

Selasa, 20 Oktober 2020

Hargai Perempuan

 


Lemah bukan berarti tak punya kekuatan

Dihargai dan di muliakan

adalah hak semua insan, laki-laki maupun perempuan


Dihina bukan berarti tak mulia

Dipandang sebelah mata 

bukan berarti tak bisa 

Wanita bukan tak punya jasa


Kekerasan bukanlah jawaban ketidak puasan. Sebaiknya tidak kau lakukan


Tak terlihat di depan bukan berarti tak punya peran. Keberadaannya memang tak harus di pertontonkan. Namun haknya Jangan kau kucilkan. Hargailah seorang perempuan


.

.

Nemu tulisan lama waktu hari Anti kekerasan terhadap perempuan, hehhe langsung post aja.

#odop



Senin, 19 Oktober 2020

Contoh Bikin POV1 POV2 Dan POV 3 Dalam Sebuah Cerita

  


POV 1


Matahari sudah mulai menyingsingkan lengan bajunya, cahayanya mulai redup, pertanda ia akan segera pergi meninggalkan senja. Sedangkan aku masih saja termangu menyaksikan senja, yang sedang berkejaran dengan detak jam. Cahaya mulai berganti remang, gelap hampir tiba. Akhirnya aku putuskan untuk balik ke rumah, menyudahi tongkrongan di pinggir pantai ini.


Aku mengendarai motor Vario yang keluaran tahun 2014. Di sepanjang perjalanan mataku tak bosan-bosan memandangi sekitar lorong, menyaksikan kendaraan yang lalu-lalang. Aku memperlambat laju motorku, untuk hati-hati, dan agar  tidak ada yang terlewat dari pandanganku.


POV 2


Kamu dulu adalah orang yang paling ngerti aku. Saat aku lagi sedih kamu selalu ada untuk menghiburku. Saat aku lagi gak semangat, kamu yang selalu motivasiku, hingga semangatku kembali pulih lagi. 


Bahkan walau aku tidak memberitahumu tentang kedaanku, kamu selalu tahu keadaanku, sampai-sampai pertanyaan-pertanyaan yang menurutku aneh, sering aku dengar. "Kamu kok gak semangat sih!", "kamu lagi marah ya?", "kamu lagi banyak pikiran ya?" kata-kata itu sudah tak asing lagi di telingaku.



POV 3


Saat itu hujan deras sekali. Laut pasang, air hujan menambah gejolak ombak yang menderu, menghantam batu karang beratus-ratus kali. Tapi batu karang tetap tak bergeming, seolah kebal dari benturan ombak itu. Sepertinya ia sudah terbiasa dengan rasa sakit itu. Gelegar guntur menambah pekik suasana malam saat itu.


Sedangkan Anisa masih di atas jembatan dekat rumahnya. Ia biarkan baju dan badannya basah oleh air hujan. Ia tak peduli seberapa keras hujan menusuk-nusuk kulitnya. Ia tak heran seberapa kuat guntur menghantam telinganya. Rasa dingin sudah dikalahkan oleh rasa hampa yang ada di hatinya.

Minggu, 18 Oktober 2020

Jalan Pulang



Jalan pulang yang panjang

Aku lelah, di ambang pasrah

Labium jalan begitu menggoda

Alam besar bercampur angan

Nyala semangat tanpak redup


Pulanglah nak!

Ungkap ibu, melangitkan doa lewat telpon

Lamunanku buyar

Aku bangkit

Nyahlah keluh kesah!

Giat-giat, giat menuju gubuk. Aku teriak


Depok, 16 September 2020

Sabtu, 17 Oktober 2020

KAJIAN PRA NIKAH PART 2



Beberapa hari yang lalu aku mengikuti kajian pra nikah yang kedua kalinya, yang diisi oleh Gus Yusran Shidqi beserta istri beliau Neng Syifa. Aku sadar bahwa menikah bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Karena itu persiapan untuk ke situ harus juga matang. Bukan sekadar menyiapkan berbagai material saja, namun juga perlu menyiapkan hal-hal yang bersifat kognitif.


Menikah bukan pekerjaan yang bisa dicoba-coba. Gak ada istilahnya menikah coba-cobaan. Keputusan untuk menjalin hubungan dalam rumah tangga sudah seharusnya untuk dipikirkan matang-matang. Karena ini menyangkut nasib hidup kita dalam jangka panjang. Maka diperlukan yang namanya kematangan berpikir untuk menuju ke sana. Dan yang paling penting adalah komitmen atau tanggung jawab.


Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam acara kajian tersebut. Makanya aku catat poin-poin pentingnya. Karena tidak bisa tidak bahwa aku akan menjalani yang namanya hidup berumah tangga tersebut jika sudah waktunya, hehhe.


Berikut quotes yang kucatat.


Siapkan diri lebih baik daripada memikirkan siapa yang pantas.

~ Gus Yusran


Memantaskan diri berarti mempersiapkan diri. Kalau bicara kesiapan sebenarnya tidak ada yang benar-benar siap, karena ini kan masalah di depan. Yang tidak ada yang tahu nantinya. 

~ Neng Syifa'


Agar bisa lebih mantap.

Kalau laki-laki banyak-banyak istighfar, kalau wanita banyak-banyak bismillah.


Perempuan itu selalu menjadi rebutan. Tidak ada perempuan yang hanya disukai oleh satu laki-laki. ~ Gus Yus


Jangan mencari yang sempurna ketika sudah ada satu yang berkometmen.

~ Neng Syifa


Pasrahkan istikharah kepada orang yang tidak punya kepentingan untuk menikah.

~ Gus Yus



Jumat, 16 Oktober 2020

Ulasan Singkat Cerpen Malam Pengantin

 Minggu ini tugas dari ODOP adalah mengulas cerpen yang sudah disediakan di blog, http://ngodop.com. Rasanya malas banget untuk ngerjain tugas kali ini. Hampir-hampir aku gak mau ngerjain tugas, tapi aku mikir lagi, masa' sudah sejauh ini mau menyerah. Akhirnya di hari terakhir ini aku buka blog ODOP yang menyediakan banyak cerpen untuk diulas. Dan bismillah aku memilih untuk mengulas cerpen yang ditulis oleh Lilis Fauz, yang dimuat di link berikut https://www.ngodop.com/2020/08/malam-pengantin.html?m= .



Sinopsis

Sulastri baru saja melangsungkan Pernikahan dengan laki-laki yang sangat ia cintai, yaitu Yusuf seorang pemuda yang sangat pemberani dan punya semangat perjuangan. Yusu juga sangat mencintai Istrinya. Namun, kebahagiaan mereka berdua tidak sampai berumur 24 jam, dikarenakan kota yang mereka tempati, Surabaya sedang berkecamuk perang. Yusuf yang memiliki semangat kebangsaan yang sangat tinggi memutuskan untuk ikut serta dalam membela tanah airnya dengan bergabung dalam barisan tentara Hisbullah, sebelum ia sempat menikmati malam pertama bersama istrinya. Bagaimanakah ujung kisah keduanya silahkan dibaca link di atas.



Judul

Malam Pengantin oleh Lilis Fauz


Pembahasan

Cerita pendek yang berjudul “Malam Pergantian” ini menceritakan sosok pasangan suami-istri, yaitu Yusuf dan Sulastri yang baru saja melangsungkan pernikahan di tengah kecamuk perang. Mereka berdua tinggal di Surabaya. Yang mana waktu itu sedang digempur oleh tentara sekutu. Dengan Sangat berat hati akhirnya Sulastri memberikan izin suaminya untuk ikut berjuang melawan tentara sekutu demi membela bangsanya, dengan menjadi tentara Hisbullah. Sulastri pun turut Ikut serta ke Medan pertempuran dengan menjadi tenaga medis.


Analisis Unsur Intrinsik

1. Tema : Kebangsaan

2. PTokoh : Sulastri dan Yusuf

3. Sudut Pandang : Sudut pandang orang ketiga.

4. Alur : Alur maju

5. Latar

1. Latar Tempat : Perkotaan dan Medan perang

2. Latar Waktu : Malam sampai siang.

3. Latar Suasana : Mengharukan, sedih, penuh perjuangan.

6. Amanat : Setia untuk negara, menjadi seorang istri yang sabar dan ikhlas.


Analisis Unsur Ekstrinsik

Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat yang ditunjukkan dalam cerita pendek “Malam Pengantin” ini berupa masyarakat perkotaan, yang mana saat itu menjadi Medan peperangan. Suasana peperangan tentunya banyak menciptakan kerugian dari berbagai pihak. Begitu banyak hal-hal menyedihkan yang dialami oleh berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali oleh pasangan suami istri yang baru melangsungkan pernikahan, bahkan tidak bisa menikmati malam pertama dengan pasangannya.

Nilai-nilai Penting

Salah satu nilai yang terkandung dalam cerita pendek “Malam Pengantin” ini adalah semangat dan loyalitas seorang anak muda dalam membela negaranya, yang lagi diancam oleh penjajah. Bagian nilai yang juga sangat penting dalam cerpen ini adalah kesabaran seorang istri.

 

~16 Oktober 2020

#odop

Kamis, 15 Oktober 2020

Yang Sulit Bukan Mencintai

 Yang sulit itu bukan mencinta, juga bukan merindu. Yang sulit itu konsisten untuk tidak melupa. Semua orang bisa mencinta, apa lagi kalau cuma mengatakan "cinta", anak kecil pun bisa. Akan tetapi untuk tidak melupa tak semuanya bisa. Betapa banyak yang menjadi korban kata-kata.


Maka sebelum mengatakan "cinta", cek dulu seberapa besar tekadnya untuk mencinta. Dan yang lebih penting dari itu, sebelum mencinta cek dulu seberapa besar niatnya untuk tidak melupa. Dan yang tak kalah penting,  untuk menerima cinta jangan terlalu menggampangkan-nya.


Dari pada berujung luka, karena melupa. Lebih baik diurung dulu deh niatnya untuk menerimanya. Dari pada buru-buru mengatakan cinta, tapi dusta. Lebih baik tata-tata dulu deh niat dan tekadnya. 


Ingat! Perasaan bukan bahan percobaan, maka jangan pernah mempermainkan-nya.

Menyakiti bukan hanya dosa, tapi juga mengandung karma. Dan berdusta atas nama cinta, bukan hanya menyakiti korban-nya. Tapi juga menyakiti orang tuanya. Dan dari pada buru-buru menerima cinta, lebih baik diuji dulu deh kebenaranya.


Gak usah berdalih, ingin membahagiakan orang lain. Dengan mengumbar kata-kata cinta, tapi tega menitipkan luka. Karena, memupuk perasaan cinta itu lebih mudah dari menghapus luka.


Satu hari saja mungkin kamu bisa menanam benih cinta, tapi untuk mematikan luka, seumur hidup pun, kamu belum tentu bisa. Karena begitulah manusia, soal cinta ia mudah percaya. Tapi soal luka tak semudah itu, untuk melupakannya.


#Depok- 19 Mei 2020

Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...