Rabu, 30 September 2020

Karenamu


Bukan hanya hujan diharap oleh tumbuhan. Karena embun pun adalah kebahagiaan


Bukan hanya buah dibutuh oleh pepohonan. Tangkai, bahkan daun, juga merupakan harapan


Bukan hanya temu yang kusyukuri.

Karena jarak juga ada nilai tersendiri

Sebabnyalah rindu terpatri


Temu mencipta rasa 

Pisah mencipta asa

Rindu mencipta syahdu

Jarak mencipta sajak

Dan itu semua berkatmu


~Depok, 26 Mei 2020

Selasa, 29 September 2020

Dusta


Dusta menghancurkan segalanya

terutama dusta dalam masalah rasa


Meski jujur bisa berdampak melukai

masih ada puisi untuk mengobati


Tak ada alasan untuk mendustai

apalagi menipu diri


Yang dirasa itu yang harus dikata

atau derita akan terus melanda


Depok, 16 Agustus 2020


#puisi

#cinta

#romans

#literasi

Senin, 28 September 2020

SEBAIT DOA


di saat siang terang

matahari terbang menjulang

terik menyerang

orang-orang sibuk, lalu-lalang 

mengais rezeki


aku hanya berbaring di kamar

di hadapanku buku-buku usang

pikiranku melayang

terngiang-ngiang masa depan


kucatat sebait doa

semoga kelak cemerlang

tidak curam dan gersang


27, September 2020


#odop

#puisi

Minggu, 27 September 2020

Puisiku



Oh, kampungku, indah membahana punggungmu. Sudah sekian lama, 

aku duduk di kepalamu

Matamu yang asri membutakan, tanganmu menjerat dan melilit kakiku


Subur tanahmu; luas ladangmu

Tapi sayang, puisiku tak tumbuh di pekaranganmu, aku harus pergi jauh untuk merawat sajakku


Oh, puisiku, di sela-sela kata, malamku bersimpuh, di ujung kalimatnya harapku bersetubuh. Kepada ibu ingin kuhadiahkan puisi.


Oh, Ibuku, dari keringatmu aku tumbuh, 

air matamu tumpah, senyumku rekah

Aku hidup bermandikan peluh

yang menetes dari ujung kerudungmu

Kini, aku sibuk dengan puisi

Bersama aku ingin membawamu pergi

jauh dari kampung halaman


Depok, 29 Juni 2020


Sabtu, 26 September 2020

Sebaik-baik Legacy


 

Hidup adalah pemberian, menjalani hidup adalah pilihan, menciptakan hidup yang berkualitas adalah perjuangan. Jangan hanya hidup dengan kata-kata, tapi berkata-katalah yang membuat hidupmu lebih bersemangat dan bermakna. Jika kamu tak mampu membuat kata-kata penyemangat. Maka buatlah hidupmu bermakna! Sehingga, orang-orang mampu berkata-kata sebab hidupmu. 


Masalah hidup kita itu tanggung jawab Tuhan. Karena, Tuhanlah sang pemberi hidup itu. Hidup adalah nikmat agung yang Tuhan berikan kepada kita semua tanpa kita memintanya. Di mana kita lahir dan di mana kita kembali adalah rahasianya dan keputusanya yang tidak bisa kita rubah dan tidak perlu kita pikirkan.


Namun, yang terpenting dan perlu kita pikirkan adalah kualitas hidup kita. Karena itulah yang bisa kita perjuangkan dan bisa kita ciptakan. Tentu atas perintah dan izin dari-Nya. Bukan bagaimana cara kita lahir, di mana kita lahir dan dari rahim siapa kita dilahirkan. Akan tetapi, bagaimana cara kita hidup dan bagaimana cara kita mati. Itu yang penting. 

Kualitas hidup kita ditentukan dengan cara kita menyikapi hidup dan bagaimana kita menghargai kehidupan. Hidup yang berkualitas adalah hidup yang bukan hanya memikirkan personal pribadi saja tapi juga bagaimana memberi manfaat bagi orang lain. Itu sudah menjadi keharusan bagi seseorang yang menyadari akan fungsinya sebagai makhluk sosial. 


Tak ada yang patut dibanggakan dari hidup ini selain legacy, berupa kebaikan. Yang mana hal itu hanya bisa dihasilkan dengan perjuangan. Dan sebaik-baik legacy adalah yang berumur panjang dan bisa dirasakan oleh semua orang. Carilah hal tersebut dan perjuangkan!

#motivasi
#kehidupan
#odop
#legacy
#artihidup
#quotes

Jumat, 25 September 2020

Hari Rabu



Rabu, kini kaudatang kembali, membawakanku banyak bingkisan, seperti biasanya. 


Rabu, apakah kau anak orang kaya? 

hingga kau kumpulkan barang-barang mewah ini untukku. 

Rabu, apakah kau anak DPR? 

hingga kau izinkan aku, untuk melakukan banyak aktivitas. 

Rabu, apakah kau ingin aku bahagia? 

hingga kau banyak memberikan sesuatu untukku. 


Sayang sekali Rabu, kausalah memberi. 

Jika kauingin aku bahagia, 

kenapa dia yang paling aku harapkan, tidak kau bawakan? 

Kenapa dia yang hampir tiap pekan aku pesan, tidak kau ajak sekarang? 

Padahal jika kau bawakan dia, kau tidak perlu repot-repot membawa ini semua.


~Depok, 10 Juni 2020

Kamis, 24 September 2020

Masih Dalam perjalanan ( sebuah autobiografi)


Pemuda yang bernama lengkap M. Lutfi ini lahir di Sampang, 25 Januari 1999. Dia berasal dari suku Madura asli, sebuah pulau yang terkenal dengan sebutan pulau garam. Ia lahir dari sosok pasangan suami istri yang bernama Moh Thoyyib dan Shofiyah. Kedua orangtuanya bukanlah tergolong orang yang berada, mereka hanyalah seorang petani.


Setelah tamat dari MI, sebuah sekolah di pedesaan yang banyak bertebaran di Madura, setara SD, tapi lebih banyak pelajaran Kitab-kitab klasiknya, ia langsung melanjutkan belajar di pondok pesantren Al Ishlah yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.


Ia juga pernah nyantri di Surabaya, yaitu di Pondok Pesantren Wildanussholihin. Dan  sempat mengajar di pondok cabang pesantren di mana ia pernah belajar. 


Meski terlahir dari keluarga kurang berada Lutfi tidak pesimis soal masalah pendidikan. Lahir di daerah yang mayoritas masyarakatnya tidak open mind terhadap pendidikan formal, termasuk orang tuanya sendiri. Namun karena keinginan tahuannya terhadap banyak ilmu pengetahuan ia sekarang bisa melanjutkan kuliah dengan jalur beasiswa. Sekarang dia sedang menempuh studi S1-nya di Depok. 


Ia tipikal seorang yang suka merenung, dan gemar membaca. Salah satu kesukaannya mendaki gunung. Ia pernah mendaki gunung Merbabu di Jawa tengah dan pernah mendaki gunung Ijen di Banyuwangi. 


Minatnya terhadap dunia kepenulisan baru tumbuh sejak ia menempuh studi S1-nya, dari semester awal buku-buku sudah mulai menarik perhatiannya, sehingga tumbuh keinginan dalam hatinya untuk menulis juga. Dan sekarang ia lagi menekuni belajar menulis puisi di grup Whatsapp dan Telegram. Dia juga gemar menulis quotes, baik di buku diary-nya atau di IG-nya.


Cita-citanya untuk menjadi penulis dan bisa menerbitkan karya solo di bidang Puisi membuatnya tidak lelah-lelah mengikuti berbagai grup kepenulisan.


Beberapa kali ia mencoba mengikuti lomba puisi untuk menguji kualitas karyanya. Beberapa kali gagal. Terakhir lomba yang ia ikuti adalah lomba puisi yang diselenggarakan oleh grup Writerpreneur, dan berhasil masuk 200 nominasi. 


Kegagalan tidak membuatnya kapok untuk terus menguji karyanya. Ia tetap bertekad untuk terus mengikuti lomba-lomba kepenulisan. Yang terpenting baginya adalah terus berkarya dan tidak ada kata berhenti untuk belajar.


Ia termasuk pemuda yang ceria, suka menyendiri dan tidak mudah kesepian, walau dalam kesendirian-nya, mungkin bisa dibilang introver. Ia tidak suka bermusuhan. Mengingat hal-hal kecil yang terjadi dalam hidupnya termasuk keunikan pemuda ini. Bahkan, ia juga masih ingat kejadian-kejadian di masa ia sangat kecil, termasuk tingkah-tinglah konyolnya.


Motto hidupnya adalah, terus belajar, menebar manfaat, jangan pernah menyerah, selalu bahagia di mana saja dan belajarlah ikhlas.


Pemuda yang ramah senyum ini bisa kalian hubungi melalui akun instagramnya, @alfaqir.achmad


#odop

#auotobiografi



Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...