Tampilkan postingan dengan label Odop puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Odop puisi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 Oktober 2020

Kisah Kasih

 


Selamat malam kasih

Bagaimana tentang kisah-kisah kita

Waktu yang rentang panjang

Namun, tak mampu membuat hilang 

semua tentangmu, mungkin juga tentangku 


Alhamdulillah aku tak resah

Karena kabarnya kamu sudah menemukan kisah baru


Aku belum mampu memilih kasih

Karena aku masih terjebak dalam kisah

yang kujalani sendiri dengan pasrah


Setidaknya meski aku risih akanku

Aku sudah tidak resah akanmu




21 September 2020


#odop

#puisi



Kamis, 22 Oktober 2020

MATA MALAM



mata malam masih binar

mataku jua masih bersinar

bagaimana dengan matamu?

apakah masih betah menatap kenangan?

atau sudah tiada sisa, yang menetap di matamu? tidak apa-apa aku masih sanggup meratap


bukan aku pilu. hanya sekadar rindu


kelak jika kau sudah sadar

dan ternyata aku telah bersadur tanah

berziarahlah!

akan kau temukan jejak-jejak malamku,

berisi sajak-sajak, atau hanya sekadar isak

semua itu kupersembahkan  untukmu



Depok, 21 September 2020

#puisi

#matamalam



Rabu, 21 Oktober 2020

Irama Takdir



Desah rasa mengalir dalam angan

Ia hadir tanpa rekayasa

Mungkin tercipta kerena kehendak semesta

Sebagai sensor dalam jiwa setiap manusia


Aku tak begitu paham persoalan masa depan

Aku hanya berusaha mengikuti irama takdir

Dengan segala instrumen yang diberikan Tuhan



Jangan tanya aku! Karena aku juga sedang bertanya-tanya


Depok, 20102020

Minggu, 18 Oktober 2020

Jalan Pulang



Jalan pulang yang panjang

Aku lelah, di ambang pasrah

Labium jalan begitu menggoda

Alam besar bercampur angan

Nyala semangat tanpak redup


Pulanglah nak!

Ungkap ibu, melangitkan doa lewat telpon

Lamunanku buyar

Aku bangkit

Nyahlah keluh kesah!

Giat-giat, giat menuju gubuk. Aku teriak


Depok, 16 September 2020

Senin, 12 Oktober 2020

Sosok Aku



Saat  flora mulai layu,

ada hati yang menderu, hendak berseru

Ia, itulah hati perindu


Di malam yang syahdu

tidak ada suara bergelegar, 

semuanya seolah lenyap oleh keheningan


Namun di lubuk hati yang paling dalam

masih sangat ramai, oleh kecamuk kenangan

Terayan-rayan fatamorgana masa lalu, 

yang sudah lama tertanam


Ya, itulah ihwal hati perindu,

yang kebetulan diperankan oleh sosok aku


~Depok 23, Mei 2020


#puisi


Minggu, 11 Oktober 2020

Puisi Adalah


Puisi adalah rangkaian doa-doa, yang mengalir dari dada paling dalam

Puisi adalah tetesan keringat masa lalu, beradu di ruang kalbu

Puisi adalah onggokan harap, yang kian kilap, menerobos belenggu ratap hingga ke atap-atap


Di setiap katanya ada gejolak jiwa yang sudah ranum

Di setiap kalimatnya ada sebuah kenangan yang sangat harum

Dan setiap spasinya adalah peraduan

dari resah yang membuncah


Aku betah di sini 

Membuat bosan beranjak pergi

Menjadi teman saat sendiri

Melindungiku dari godaan sepi

di sinilah aku berkontemplasi


Saat semuanya menjadi hantu pengganggu

Saat masa lalu memburuku, berusaha membelenggu

Aku hanya butuh berselimut puisi


~Depok, 19 Juni 2020


#puisi

#odop


Sabtu, 10 Oktober 2020

Di Pinggir Kali



Di pinggir kali aku termangu

Mencari bayangmu tak kunjung ketemu

Aku lelah memikul resah


Apa aku harus pasrah? 

sedangkan rasa terus membuncah

Apa aku harus diam? 

sedangkan keadaan terus mencekam


Aku tertahan  pusara jeratmu

Dan aku tak tahu, bagaimana melepasnya(?)

Kau sibuk dengan orang baru

Sedangkan aku masih bergulat dalam masa lalu


Kucari penawar rindu di tumpukan kayu

yang hanyut

Namun, kudapati namamu di sana

Membuatku tambah pilu


Para Nila berkejaran mengikuti arus sungai

Mereka bercanda riang penuh kegembiraan

Aku berdiri lunglai 

meratapi kepedihan


Akhirnya aku pulang dengan hampa

Langkahku mungkin bisa terhenti

Tapi puisiku akan terus mencari

Kelak ia akan menjeratmu

Sebagaimana kau menjeratku


Depok, 05 Juli 2020



#puisi

Minggu, 04 Oktober 2020

Dalam Bingung Aku Merenung


Dalam bingung aku merenung

Ke manakah waktu terbuang?

Hingga kini, kaki menjadi pincang 

Apa yang masih tergenang?


Ke manakah kesempatan melayang?

Aku belum bisa memupuk sempat

Kini, semua kian sempit


Ke manakah aku menghilang?

Dalam jurang, dalam genang

Di atas gunung, aku tiada


Dalam bingung aku merenung

Ke manakah aku akan terbang?

Membuang bosan, menghancurkan kenangan, membangun impian

Aku tiada berdaya, asa dalam angan



Dalam bingung aku merenung

Pada malam kutitip harapan

Sampai jumpa di masa depan

Kelak harapan yang kutitip sekarang

Akan menjadi kenangan jua


Pada siapa kenangan diwariskan?

Apa kuserahkan pada malam semuanya?

Malam, selamat malam ya


Malam sekarang, malam yang nanti,

malam  kelam, malam yang selamanya

Bawakan aku masa depan malam ini!



Depok, 27 Juli2020


#puisi

#odop


Kamis, 01 Oktober 2020

Cinta Penuh Derita


Oleh: M. Lutfi

Biji suci tumbuh di hatiku
Akarnya menjalar hingga di nadi
Semerbak aromanya berbau syahdu
Ku menyiramnya setiap hari

Tidak ada curiga, yang ada percaya
Tidak ada sedih yang ada kasih
Aku nakhoda mulia, kau abdi setia
Bersama mengarungi samudera

Sungguh indah, masa-masa itu
Tapi sayang sudah berlalu
Waktu kau masih di sini, bersamaku
bercocok tanam
Tidak ada matahari terbenam
tanpa senyuman
Sedangkan sekarang, matahari terbit
dan di mataku rintik hujan menetes
Di dadaku awan menggumpal
Sejuta kesal penuh sesal

Bait-bait doa  yang kurapal, kini
menjadi rengekan bayi tatkala sendiri
Dan aku lebih sendiri dari sebuah sepi

Kini aku bukan lagi menangis 
tapi sudah menjadi tangis
Kini aku bukan lagi bersedih
tapi sudah menjadi perih
Dan kini aku bukan lagi merasa
Karena jiwa sudah menjadi rasa dari segala rasa

Dan sekarang aku paham bahwa
yakin belum tentu menjadi akan
bahwa percaya belum tentu menjadi 
bahagia
Bahkan sekarang aku yakin, bahwa cinta
bisa menjadi derita

Depok, 4 Juli 2020

Selasa, 29 September 2020

Dusta


Dusta menghancurkan segalanya

terutama dusta dalam masalah rasa


Meski jujur bisa berdampak melukai

masih ada puisi untuk mengobati


Tak ada alasan untuk mendustai

apalagi menipu diri


Yang dirasa itu yang harus dikata

atau derita akan terus melanda


Depok, 16 Agustus 2020


#puisi

#cinta

#romans

#literasi

Senin, 28 September 2020

SEBAIT DOA


di saat siang terang

matahari terbang menjulang

terik menyerang

orang-orang sibuk, lalu-lalang 

mengais rezeki


aku hanya berbaring di kamar

di hadapanku buku-buku usang

pikiranku melayang

terngiang-ngiang masa depan


kucatat sebait doa

semoga kelak cemerlang

tidak curam dan gersang


27, September 2020


#odop

#puisi

Minggu, 27 September 2020

Puisiku



Oh, kampungku, indah membahana punggungmu. Sudah sekian lama, 

aku duduk di kepalamu

Matamu yang asri membutakan, tanganmu menjerat dan melilit kakiku


Subur tanahmu; luas ladangmu

Tapi sayang, puisiku tak tumbuh di pekaranganmu, aku harus pergi jauh untuk merawat sajakku


Oh, puisiku, di sela-sela kata, malamku bersimpuh, di ujung kalimatnya harapku bersetubuh. Kepada ibu ingin kuhadiahkan puisi.


Oh, Ibuku, dari keringatmu aku tumbuh, 

air matamu tumpah, senyumku rekah

Aku hidup bermandikan peluh

yang menetes dari ujung kerudungmu

Kini, aku sibuk dengan puisi

Bersama aku ingin membawamu pergi

jauh dari kampung halaman


Depok, 29 Juni 2020


Jumat, 25 September 2020

Hari Rabu



Rabu, kini kaudatang kembali, membawakanku banyak bingkisan, seperti biasanya. 


Rabu, apakah kau anak orang kaya? 

hingga kau kumpulkan barang-barang mewah ini untukku. 

Rabu, apakah kau anak DPR? 

hingga kau izinkan aku, untuk melakukan banyak aktivitas. 

Rabu, apakah kau ingin aku bahagia? 

hingga kau banyak memberikan sesuatu untukku. 


Sayang sekali Rabu, kausalah memberi. 

Jika kauingin aku bahagia, 

kenapa dia yang paling aku harapkan, tidak kau bawakan? 

Kenapa dia yang hampir tiap pekan aku pesan, tidak kau ajak sekarang? 

Padahal jika kau bawakan dia, kau tidak perlu repot-repot membawa ini semua.


~Depok, 10 Juni 2020

Rabu, 23 September 2020

Ilalang Bimbang



Terhampar lebar hutan Kalimantan

Semak belukar bercanda riang

Buah Lahung yang sukar ditemukan,

baru membuka matanya, menangis kencang

Menyaksikan kehidupan


Mataku biru menyimpan syahdu 

Aku yang baru melahirkan kisah

tentang kasih

Masih sangat bingung, tentang bagaimana

cara membawa bahtera yang penuh sakinah


Di hatiku belukar kasih sayang

tumbuh subur

Namun, ilalang bimbang juga berkembang,

bergoyang kencang


Aku hanya berharap sang kasih 

Bukan hanya sukar ditemukan

Akan tetapi, juga mustahil dipisahkan

Ah, andai dunia tak ada perselisihan

Mungkin aku tidak sgelisah ini

Sungguh, perpisahan sangat menakutkan


Depok, 2 Juli 2020

Selasa, 22 September 2020

Humanisme



Tiada makna yang mengena

Aku berkelana mengarungi samudera

Menyusun aksara


Para Rahib yang kujumpa 

berkata hal yang sama

"Bahagiakan manusia!"


Oh, bodohnya diri

bertahun-tahun memupuk kesadaran

Namun tak juga sadar

Semua petuah kering 

Makna telah usang. Bahkan, dalam 

kamus tak kutemukan

Ternyata ada yang hilang, kemanusiaan


Tiada lagi aksara

Para pendeta telah pergi membawa kitabnya

Kini aku tak punya siapa-siapa

Para guru telah tiada

Aku hampir menyerah, tapi Tuhan berkata,

"Jangan pasrah!"

"Ke sinilah!"


Depok, 30 Juni 2020

Senin, 21 September 2020

Petaka


Di hatiku api membakar

Arang  itu memenuhi kalbu

Ingin kucampakkan

Namun tak kuasa


Pohon rindang yang sudah lama ditanam

Kini, tumbang roboh ke tanah

Tiada buah-buah ranum  bisa dipetik

Yang tersisa hanya akar di butala gersang


O, bahagia yang kudamba

Kini kau petaka 

O, cinta yang kukejar

Kini kau gusar

O, kasih yang kuincar

Kini kau ambyar

O, hati yang binar

Kini kau nanar


Dan, aku di sini masih saja bodoh


Depok, 9 Juli 2020


#odop

#puisi

Minggu, 20 September 2020

Ruang Imaji Dalam Puisi





 Yuk berpuisi!


Membakar Ampas

Oleh: M. Lutfi


Rintik embun berjatuhan pagi ini

mengoles tebuhku

membasahi hatiku

Semua makhluk riang

Hanya aku yang masih tercengang


Untuk apa aku menyambut embun pagi ini?

Sedangkan setiap saat embunku mengalir

Untuk apa aku menyaksikan mentari pagi(?)

Sedangkan hari ini aku sepi

Yang kucari pun tak  mungkin kudapati

Karena ia sedang tidak di bumi

Ia sibuk dengan mimpi indah

Di planet lain bersama kekasihnya


Kini hari sudah siang

Tetapi aku masih saja malang

Matahari sudah memanas

Aku berusaha membakar ampas

Tapi sulit rasanya untuk bisa menjadi debu

Sebab, ia di hatiku

kecuali hati ini ikut terbakar

Baru semuanya pudar


Hari mulai malam, suasana sudah gelap

Namun, aku masih belum terlelap

Aku mengobati hati yang tertikam sajam


Sudah sekian lama tidurku tak nyenyak

Karena tikaman ini cukup pelik

Aku ingin segera menyudahi ini semua

Meski mungkin, aku tak akan bisa menyaksikan dunia


Depok, 05 Juli 2020


#puisi

#odop

Sabtu, 19 September 2020

Belajar Pada Perindu


Andai rindu mengharuskan jumpa, 

niscaya, akan banyak perindu yang menuai kecewa

Namun, karena temu bukanlah tujuan, perindu bisa abadi dalam penantian.


Awan 'tak memaksa hujan

Angin 'tak menetapkan badai

Pun rindu, 'tak mengharuskan  bahagia

Bahkan adakalanya ia mencipta lara


Belajarlah keteguhan pada batu karang, belajarlah kerendahan pada bumi, 

dan belajarlah ketulusan serta kesabaran pada para perindu



#Depok 20 Mei 2020



Kamis, 17 September 2020

Perjalanan Aksa



Perjalanan aksa kutempuh 

Ke bandara Sukarno Hatta 

Suasana malam kian riuh

Kuajak mata menanti Subuh


Lalu lalang para penyapu, segelas capuccino 

Sebatang demi sebatang rokok kuisap

Asapnya menggumpal terbang ke langit

Anganku mengawan, bersama asap

Terberai dengan gesit


Kopi dalam gelas, kopi dalam mulut, dan kopi dalam hati, 

hangat menyeruak ke dalam tubuh, dalam urat nadi, 

dan dalam pikiran, mengusir dingin, mengusir desir

 angin, dan hanya angan yang tak terusir.


Demi teman, demi harapan, dan demi penantian, 

aku menanti kepastian yang belum pasti


Dalam menunggu aku termangu

Besok atau lusa, masihkah aku harus menunggu? 

Di mana aku harus menunggu?

Dan siapa yang harus kutunggu?


Bandara, 26-29 Juli 2020


Selasa, 15 September 2020

Gema Kerinduan

 



Di tengah angkara murka kebodohan

Kau datang sebagai sosok penerang kegelapan 

Yang memusnahkan setiap kejahilan


Di tengah maraknya kelaliman

Kau seperti tak memiliki rasa bosan 

berkorban demi tegaknya keadilan


Saat tiba mentari atau rembulan   

Hanya itu yang selalu Kau pikirkan

Risalah Tuhan yang tengah kau emban


Siang Kau sampaikan

Malam Kau doakan

Umatmulah yang menjadi tangisan


Sebagai penutup kerasulan 

Kaulah panutan bagi semua insan

yang masyhur dengan sebuah sebutan

Penebar Rahmat bagi seluruh alam.


Para musuhmu takluk menjadi kawan

Para sahabatmu begitu kaya akan iman

Kaulah sosok yang amat dimuliakan dan diidolakan


Engkaulah Muhammad sang pedoman

Sang Penuntun akan kebenaran

Sanjungan dan pujian patutlah kau dapatkan

Sholawat kerinduan sudah seharusnya kami gema dan semarakkan


Eh, Nemu puisi yang kutulis maulid kemarin. Yaudah posting ini aja dulu hehe. Masih malas nulis panjang 😀

#one day one post

#puisi

Aku, Annimarie Schimmel dan Karya Binhad Nurrohmat

  Oleh: M Lutfi  Bermula dari baca-baca artikel tentang Annimare Schimmel, mulai dari kisah pertemuannya dengan Habib Quraisy Baharun (ki...